Jakarata, mediaperkebunan.id – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorongekspor biomassa ke Jepang. Salah satunya dengan menyelenggarakan business matching (penjajakan kesepakatan dagang) virtual dengan Japan External Trade Oranization (JETRO).
Tujuannya, untuk mendukung pengembangan energi alternatif berbasis sumber energi terbarukan. Business matching ini memfasilitasi pertemuan antara dua pelaku usaha penyuplai tenaga biomass di Jepang dengan enam pengusaha cangkang sawit Indonesia.
Biomassa dianggap sebagai sumber energi terbarukan yang menawarkan peluang potensial untuk berkontribusi pada pasokan energi global. Hal ini karena banyaknya industri yang mulai beralih dari batubara ke cangkang sawit yang sebelumnya merupakan limbah industri sebagai bahan bakar.
“Memacu ekspor biomassa ke Jepang merupakan salah satu cara Indonesia untuk memanfaatkan peluang yang ada. Indonesia akan menjadikan cangkang sawit sebagai salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia, sedangkan di pasar dalam negeri hanya mampu menyerap sekitar 25—30 persen sisanya menjadi limbah,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kemendag, Kasan.
Presiden Direktur Jetro Jakarta Keishi Suzuki menjelaskan, kegiatan business matching ini merupakan kegiatan kedua yang diselenggarakan bersama antara Kemendag dengan Jetro Jakarta. Business matching pertama dilakukan selama dua hari, yaitu pada 13 dan 16 November 2020. Pada pelaksanaan business matching pertama tersebut, terjadi kontrak dagang oleh PT Prima Khatulistiwa Sinergi yang menerima pemesanan pertama dari Jepang.
Rencananya, pada bulan Mei mendatang, PT Prima Khatulistiwa Sinergi akan mengirimkan 10.000 ton cangkang sawit. Di masa mendatang, pemesanan diperkirakan dapat bertambah menjadi 150.000 ton per tahun. (YIN)