T-POMI
2023, 28 April
Share berita:

JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Peluang pasar komoditi mete masih sangat luas. Industri hilir semakin tertarik karena sebagai bahan baku industri makanan, dan juga otomotif, bahkan pakan ternak. Ekspor met5e nasional pada 2020 mencapai 85.584 ton dengan nilai US$ 149,75 juta.

Direktur Jenderal Perkebunan, Kementan, Andi Nur Alam Syah, menyebutkan, nilai ekspor produk mete Indonesia rata-rata tahun 2017-2020 mencapai US$ 119,938.25 per tahun. Pada tahun 2020 volume ekspor gelondong mete dan kacang mete masing-masing adalah 85.584 ton dengan nilai US$ 149.75 juta.

Menurut Andi Nur, peluang pasar ekspor gelondong mete dan kacang mete masih sangat luas. Peluang ini perlu dimanfaatkan dengan meningkatkan produksi mete nasional yang saat ini luasnya mencapai 479.726 hektare (ha) dengan produksi 165.868 ton.

“Era globalisasi dan perdagangan bebas berkembang pesat merupakan tantangan dan sekaligus peluang besar bagi pengembangan komoditas jambu mete karena sebagian produk jambu mete diekspor,” ujar Andi Nur.

Selain sebagai bahan baku industri makanan, kata Andi Nur, jambu mete juga dimanfaatkan untuk Cashew Nut Shell Liquid (CNSL) digunakan sebagai bahan baku industri seperti industri otomotif (kanvas rem. serbuk friksi. campuran ban), industri kontruksi (anti karat peralatan/bahan di darat dan laut) hingga pakan ternak.

Di samping itu, lanjut Andi Nur, jambu mete merupakan tanaman konservasi pada lahan-lahan marginal beriklim kering, kerap kali ditemui di Indonesia Timur. Jambu mete pun dapat menjadi salah satu solusi atasi kemiskinan di daerah tersebut.

Hampir seluruh areal pengembangan jambu mete merupakan perkebunan jambu mete (99,71%) perkebunan rakyat. “Tentunya, pemerintah terus berupaya mendorong agar agribisnis jambu mete dapat menarik perhatian pengusaha perkebunan besar dan akses pasarnya semakin terbuka lebar,” kata Andi Nur. (*)

Baca Juga:  TAHUN 2021 PENGEMBANGAN KAWASAN KELAPA TERBESAR, TAHUN 2022 KOPI