2020, 25 April
Share berita:

Pasar ekspor briket arang kelapa untuk shisha saat ini mengalami penurunan lebih dari 50%. Beberapa pabrik sudah berhenti berproduksi karena importir di luar negeri masih wait and see dengan kondisi sekarang sehingga tidak melakukan order pembelian. Yogi Abimanyu, Ketua Umum Perkumpulan Perusahaan Arang Kelapa Indonesia (PERPAKI) menyatakan hal ini kepada Media perkebunan.id.

Pasar briket arang kelapa untuk shisha terbagi menjadi dua yaitu untuk restoran, kafe dan bar dan untuk dirumah. Restoran, kafe dan bar banyak yang tutup dengan lock down. Sedang pasar untuk konsumsi di rumah juga menurun karena orang lebih mengutamakan belanja makanan dan kesehatan.

Pasar arang barbekyu juga berkurang karena penggunaannya berkurang. Aktivitas barbekyu di rumah-rumah berkurang dengan drastis karena adanya phisical distance. Sedang untuk restoran, kafe jelas berkurang. Untungnya pasar lokal masih bagus karena penjual sate, ayam bakar, ikan bakar, steak dan lain-lain masih banyak yang buka meskipun pembelian on line dan dibawa pulang.

Sedang arang aktif pejualan di dalam negeri menurun karena teknisi alat penyaring air tidak bisa masuk ke rumah-rumah untuk mengganti saringan filter air. Jadi secara umum hampir semua produk arang kelapa pasarnya menurun.

Permintaan turun tidak mempengaruhi petani yang memproduksi arang setengah jadi. Kemarau panjang tahun lalu membuat produksi kelapa turun sehingga pasokan arang dari petani juga berkurang. Arang yang mereka produksi masih bisa diserap oleh pabrik yang pembelinya masih order dan tidak wait see juga untuk pasar dalam negeri. Arang tempurung kelapa produksi petani masih ada yang menampung dan belum terdergar mereka kesulitan menjual

Baca Juga:  Harga TBS di Jambi Pun Ikut Turun