Jakarta, Mediaperkebunan.id
El-Nino yang oleh BMKG diperkirakan mencapai puncak kekeringan pada Oktober ini kemudian melemah sampai Pebruari. Pada bulan November diperkirakan mulai turun hujan dengan intensitas rendah tentu berdampak pada kelapa sawit.
Askif Pasaribu instruktur P3PI (Perkumpulan Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia) menyatakan El-Nino pada kelapa sawit akan mempengaruhi pertumbuhan vegetatif. Pertumbuhan bibit juga akan terganggu karena kekurangan persediaan air.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah efisiensi dalam penggunaan air, dan untuk ini ada teknologi baru bernama Zeba. Zeba berbentuk granul dengan bahan baku pati jagung sehingga mudahterurai di alam, tidak mencemari lingkungan.
Cara kerjanya adalah menyerap air sampai 450 kali dari beratnya juga dengan kapasitas pertukaran ionnya nutrisi juga ikut terserap. Air dan nutrisi ini akan ditahan oleh Zeba. Ketika memasuki musim kemarau maka air dan nutrisi ini akan dikeluarkan untuk tanaman.
Cara kerjanya ketika hujan atau tanaman diberi air maka air dan nutrisi ditahan. Air dan pupuk menjadi tidak terbuang. Ketika tanah kering maka air dan nutrisi yang ada di Zeba dikeluarkan untuk tanaman.
Zeba pHnya 7 sehingga tidak mempengaruhi tanah sedang pada tanah asam akan berdampak positif baik bagi tanah maupun akar. KPK (Kapasitas Pertukaran Kation) tinggi sama dengan asam humat , 200 meq/100.
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan Zeba efektif 12 kg/ha dengan irigasi 75%. Kapasitas lapangnya juga semakin meningkat.
Selain meningkatkan kelembaban di areal perakaran, Zeba juga menangkap pupuk terlarut dalam air sehingga mengurangi pencucian pupuk. Efisiensi pemupukan meningkat sehingga penggunaan pupuk bisa dikurangi. Hasil penelitian Universitas Florida menunjukkan pencucian nitrogen dan phosat berkurang 14-20%.
Fungsi Zeba adalah manajemen air tanah dengan efisiensi penggunaan air, meningkatkan ketersediaan air untuk tanaman; interaksi positif dengan kation tanah sehingga efisien dalam penggunaan nutrisi; sebagai pembenah tanah; menjaga aktifitas fisiologi tanaman sehingga stress bisa berkurang.
Penggunaan pada pembibitan yaitu prenursery 5 g/polybag, main nursery 10 g/polybag, penanaman 20 gr/lubang tanam. Uji coba di sebuah perusahaan pada pembibitan main nursery tanpa Zeba tanaman harus disiram 2 kali sehari dengan irigasi sprinkle, sedang dengan Zeba hanya satu hari sekali.
Selama 3 bulan hasilnya adalah aplikasi Zeba dengan dosis 10 gr/polibag dibanding kontrol menghemat biaya penyiraman Rp1.952.400/Ha. Dengan total luas bibitan 9,5 Ha penghematan mencapai Rp18.547.800/ 3 bulan.
Aplikasi Zeba pada kelapa sawit sangat bermanfaat pada kondisi normal karena menghemat air dan pupuk 20-25%, apalagi pada saat El Nino.