Bogor, Mediaperkebunan.id
Dari budidaya kelapa sawit yang sedang berjalan secara monokultur masih banyak peluang untuk memanfaatkan lahan di sela-sela tanaman juga pekarangan rumah petani. Berkaitan dengan hal ini P3PI (Perkumpulan Praktisi Profesoinal Perkebunan Indonesia) mengadakan pelatihan pertanian terpadu bagi petani kelapa sawit anggota ASPEKPIR Banten.
Petani anggota Aspekpir Banten sebelumnya juga lewat fasilitasi Media Perkebunan juga sudah berhasil berbudidaya jahe merah bermitra dengan Bintang Toedjoeh. Pelatihan dilaksanakan di Villa Sawah, Bogor oleh tim Villa Sawah yaitu Tjintokohadi dan khusus kelor okeh Yohanes dari PT Shamayim Agrimakmur.
Villa Sawah sendiri mempuyai fasilitas penanaman sayur, buah dan sawah. Fasilitas yang ada akan terus ditingkatkatkan. Selama ini Villa Sawah sudah melatih pertanian terpadu untuk BPKP, juga beberapa komunitas.
Menurut Tjintokohadi, untuk petani kelapa sawit disiapkan pelatihan sayur dan buah yang sifat perakarannya tidak menganggu kelapa sawit. Fungsi tanaman sayur dan buah sebagai cover crops supaya tanah tidak terekspose langsung yang menyebabkan leaching. Sayur dan buah yang ditanam selain untuk pendapatan petani dan memenuhi kebutuhan nutrisi keluarga.
Pada tahap awal 9 petani kelapa sawit anggota ASPEKPIR belajar usaha tani yaitu mempelajari bagaimana seorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
Hal penting untuk mengetahui keuntungan suatu usaha tani adalah melakukan pencatatan yang mendetail untuk setiap pengeluaran usahatani selama satu musim dan penerimaan hasil penjualan produk pertanian yang dihasilkan.
Beberapa perhitungan usaha tani sayur /ha adalah cabe rawit biaya produksi Rp26,7 juta, panen 75 hari setelah tanam, keuntungan Rp21,2 juta; tomat biaya produksi Rp15 juta, panen 70 hari setelah tanam, keuntungan Rp15 juta; mentimum aiaya produksi Rp17 juta, panen 80 hari setelah tanam , keuntungan Rp20,7 juta; melon biaya produksi Rp106 juta, panen 70 hari setelah tanam , keuntungan Rp213 juta; semangka biaya produksi Rp65 juta, panen 60 hari setelah tanam, keuntungan Rp130 juta.
Kelor menurut Yohanes dari PT Shamayim Agrimakmur di beberapa negara dikenal sebagai superfood atau supertree karena banyaknya kandungan gizi daunnya. Kandungan gizi kelor adalah potasium, vitamin A, vitamin C, kalsium, zat besi, protein. Kelor sangat bermanfaat baik untuk pangan, kesehatan, lingkungan, ekonomi.
Kelor juga menjadi salah satu tanaman pencegah Covid19. Bagi lingkungan kelor bermanfaat sebagai koagulan alami dalam mengatasi pencemaran air limbah pewarna sintetis; dapat tumbuh diatas lahan pasca tambang; dapat menyerap sebaran logam berat Pb, Cd dan Cu secara maksimal pada lahan TPA Canggu dengan durasi waktu 3 bulan.
Mengingat manfaatnya permintaan kelor diperkirakan akan tinggi kedepannya maka petani bisa mengusahakan kelor. Hal yang penting dari penanaman kelor adalah penggunaan bibit berkualitas. Shamayim Agri Makmur memproduksi benih kultur jaringan kelor.
Budidaya kelor sangat sederhana dan mudah, panennya mudah dan cepat. Shamayim tidak hanya menyediakan benih saja tetapi melakukan pendampingan dari penanaman hingga panen. Menanam kelor BEP dicapai dalam 2 tahun, tahun ketiga tinggal memetik keuntungan.