2018, 31 Mei
Share berita:

PT Perkebunan Mitra Ogan, anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) dengan saham 73,56% dan PTPN 3 26,44% , dengan luas 37.262 ha dan plasma 20.595 ha, selama ini tidak bisa berproduksi optimal karena kebun kurang terawat dan infrastruktur jalan yang menyulitkan pengangkutan buah ke pabrik. Selain itu petani plasma banyak yang menjual ke luar karena Mitra Ogan tidak punya kemampuan finansial membeli TBSnya.

Karena itu tahun 2018 ini menggandeng PT Kliring Berjangka Indonesia melakukan penandatanganan Kerjasama Penjaminan Produksi Minyak Kelapa Sawit. Penadatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT Perkebunan Mitra Ogan Fikri Al Ansor bersama Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi disaksikan oleh Direktur Utama RNI B. Didik Prasetyo dan jajaran Direksi RNI.

Menurut, Dirut PT Perkebunan Mitra Ogan, Fikri Al Ansor, selain sebagai bentuk Sinergi BUMN, tujuan kerja sama ini untuk memberikan kepastian pendanaan kepada PT Perkebunan Mitra Ogan guna meningkatkan skala bisnis dan produktivitas CPO. Pada tahun buku 2018 ditargetkan produksi CPO perusahaan sawit yang berbasis di Provinsi Sumatera Selatan tersebut mampu menembus 47.516 ton, atau ditargetkan meningkat 245,9 % dibanding produksi tahun 2017 yang berada di posisi 13.736 ton.

Hal tersebut seiring dengan target peningkatan produksi Tandan Buah Segar (TBS) Pada tahun 2018 di angka 124.825 ton atau meningkat sebanyak 25,27 % dari tahun sebelumnya sebesar 99.641 ton. “Melalui peningkatan produksi tersebut kami mematok nilai penjualan di angka Rp 473 miliar,” ungkapnya.

Menurt Fikri, kerjasama kemitraan tersebut akan menyentuh beberapa aspek strategis, seperti pembenahan kebun existing melalui pemupukan dan perawatan tanaman yang sesuai dengan kultur teknis pemeliharaan secara normal. “Selain itu, juga menyasar pembenahan infrastruktur, berupa perawatan jalan dan jembatan di lingkungan kebun Karang Dapo yang akan mempermudah pengangakutan TBS dari kebun ke pabrik serta pemeliharaan pabrik dalam upaya peningkatan rendemen dan mutu CPO dan palm kernel,” ujarnya.

Baca Juga:  KEBUN SUMBER BENIH NILAM VARIETAS LHOKSEUMAWE DITETAPKAN

Fikri mengatakan, penjaminan pendanaan juga diperuntukan bagi pembelian TBS dari kebun plasma dan pihak ke-3 untuk pemenuhan kapasitas pabrik. “Guna memenuhi kebutuhan pendanaan, sinergi BUMN menjadi prioritas, dalam hal ini kami menggandeng PT KBI yang telah dikenal memiliki reputasi baik sebagai penjamin penyelesaian transaksi komoditas dan keuangan,” ungkapnya.

Struktur sinergi pendanaan dilakukan melalui sistem dana talangan dengan target kreditur lembaga keuangan. Adapun plafond yang ditetapkan sebesar Rp 50 miliar dengan jangka waktu 1 tahun dan jaminan melalui kontrak jual beli antara Mitra Ogan dengan pembeli yang difokuskan pada produk CPO. Dana sebenar ini Rp30 miliar dialokasikan untuk pembelian TBS plasma dan Rp20 miliar untuk memperbaiki jalan dan jembatan.

Minanga Ogan saat ini punya dua PKS. Satu PKS kapasitas 30 ton/jam yang mengolah TBS kebun sendiri. Satu lagi PKS kapasitas 60 ton/jam yang mengolah TBS dari kebun sendiri dan plasma. “Dengan dana dari KBI ini PKS kapasitas 60 ton/jam yang selama ini tidak beroperasi akan bisa beroperasi optimal,” katanya.