Majalengka, Mediaperkebunan.id – Optimalisasi lahan (OPLAH) yang diikuti dengan modernisasi peralatan pertanian serta kemitraan dengan para petani swadaya merupakan kunci dari peningkatan produktivitas tebu nasional.
Hal tersebut, seperti dikutip Mediaperkebunan.id dari laman resmi Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun), Senin (10/2/2025), diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Heru Tri Widarto. Heru mengatakannya saat mengunjungi pabrik gula (PG) Jatitujuh milik RNI Grup yang ada di Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat (Jabar), belum lama ini.
Sebagai informasi, RNI Grup adalah salah satu badan usaha milik negara (BUMN) yang berfokus pada pengadaan gula. Di wilayah kerja PT PG Rajawali II Jawa Barat, luas areal tebu yang digiling mencapai 18.164 hektar (Ha). Selanjutnya, tingkat produksi tebu yang dihasilkan sebanyak 944.896 ton dan produksi gula kristal putih (GKP) sebesar 67.654 ton.
PT PG Rajawali II diketahui mengelola 4 pabrik gula, yaitu PG Sindanglaut, PG Tersana Baru, PG Jatitujuh, dan PG Subang. Namun, PG Subang telah berhenti beroperasi sejak 2018 akibat kurangnya bahan baku, sehingga tebu dari wilayah Subang saat ini digiling di PG Jatitujuh, Kabupaten Majalengka. Dalam kunjungan ke PG Jatitujuh tersebut, Heru Tri Widarto menyoroti pentingnya optimalisasi lahan (OPLAH) yang diikuti dengan modernisasi alat produksi dan kemitraan dengan petani tebu rakyat untuk meningkatkan produktivitas perkebunan tebu.
“Kita harus memastikan pabrik gula memiliki teknologi yang mumpuni dan petani tebu mendapatkan dukungan yang cukup, baik dari segi benih berkualitas, pupuk, hingga akses permodalan seperti kredit usaha rakyat (KUR),” kata Heru Tri Widarto lebih lanjut.
Dengan begitu, Heru Tri Widarto menambahkan, maka semua pihak yang terkait akan mampu meningkatkan rendemen dan efisiensi produksi perkebunan tebu. Heru berharap, dengan berbagai langkah yang dilakukan, pemerintah optimistis swasembada gula dapat tercapai dalam beberapa tahun ke depan.