Medan, Mediaperkebunan.id
Ekspor karet Sumut Oktober 2020 40.513 ton atau naik 18,3% dibanding September 34.351 ton. Dibandingkan dengan volume ekspor periode Januari-Oktober 2019 terhadap periode yang sama tahun ini masih mengalami penurunan sebesar 8,7%, menjadi 315.792 ton. Edy Irwansyah, Sekretaris Eksekutif GAPKINDO Sumut menyatakan hal ini.
Total volume penjualan bulan Oktober sebesar 46.099 ton, sebesar 88% diekspor dan sisanya 12% dijual secara lokal. Volume penjualan ini melonjak 22% dibandingkan bulan September dengan volume 37.868 ton.
Melonjaknya volume ekspor Oktober masih diwarnai kepanikan buyer untuk meningkatkan stoknya. Di sisi produksi ada keterbatasaan bahan baku yang hampir merata di sentra produksi karet Indonesia.
Keterbatasan pasokan bahan baku menjadi faktor pendorong meningkatnya permintaan dan turut meningkatkan harga di pasar global. Meningkatnya permintaaan USA merupakan faktor utama yang mengakibatkan lonjakan ekspor dari Sumatera Utara, volume ekspor ke USA pada September sebesar 4.286 ton, Oktober 7.628 ton.
Setelah Juni-Agustus China menjadi negara tujuan nomor satu ekspor karet Sumut, September-Oktober negara tujuan utama adalah Jepang. Volume ekspor ke Jepang untuk pengapalan bulan Oktober sebesar 7.747 ton atau 19,11 % dari total volume eskpor Oktober.
Pada Oktober 2020, karet SUMUT diekspor ke 36 negara. Sebanyak 6 negara tujuan utama berikut ini mencapai 68,24%, yakni (1) Jepang (19,11%), (2) USA (19,06%), (3) India (9,14%), (4) Brazil (7,59%), (5) China (6,76%), (6) Turki (6,59%).
Harga spot untuk kontrak Desember 2020 FOB Belawan 155,5 sen AS atau meningkat 3,13 sen AS dibandingkan harga rata-rata Oktober sebesar 152,37 sen AS per kg TSR20. Sejalan itu, peningkatan harga di tingkat petani juga sudah mengalami peningkatan. Harga karet di salah satu UPPB pada 9 Nopember lebih dari Rp. 10.300.