Jakarta, mediaperkebunan.id – Dalam beberapa tahun terakhir, nilai ekspor komoditas lada dari Indonesia terus mengalami peningkatan. Bahkan pada tahun 2024, nilai ekspor lada Indonesia naik sebanyak 105,80 persen bila dibandingkan dengan ekspor pada tahun 2023.
“Pada 2024, Indonesia tercatat sebagai negara produsen lada ketiga terbesar di dunia dengan luas lahan mencapai 163 ribu hektar (Ha),” ucap Djatmiko Bris Witjaksono selaku Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Data positif tersebut diungkapkan oleh Djatmiko Bris Witjaksono saat berbicara dalam acara peringatan Hari Lada Internasional 2025 yang melibatkan pengusaha industri lada dari negara lain, termasuk Malaysia.
Kegiatan itu diselenggarakan oleh International Pepper Community (IPC) di Hotel Pullman, Jakarta, beberapa waktu yang lalu, dan diisi berbagai kegiatan, termasuk diskusi kelompok terpumpun atau focus group discussion (DKT/FGD).
Djatmiko Bris Witjaksono kembali menegaskan bahwa nilai ekspor lada Indonesia pada 2024 mencapai lebih dari USD 311 juta, dengan volume ekspor yang naik sebanyak 105,80 persen bila dibandingkan dengan tahun 2023.
Meski mencatatkan kinerja positif, Djatmiko bilang industri lada nasional menghadapi sejumlah tantangan seperti penurunan produktivitas akibat pohon tua, serangan penyakit tanaman, dan terbatasnya fasilitas pengolahan.
Sebelumnya Djatmiko Bris Witjaksono menyebutkan, peringatan Hari Lada Internasional adalah bentuk penghargaan dunia terhadap peran penting lada.
“Bukan hanya sebagai komoditas perdagangan (rempah-rempah – red), lada juga bagian dari warisan sejarah dan budaya global,” kata Djatmiko Bris Witjaksono.
“Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat ketahanan dan daya saing industri lada nasional di tengah tantangan global,” tutur Djatmiko lebih lanjut.
Djatmiko Bris Witjaksono, seperti dikutip Mediperkebunan.id dari laman resmi Kemendag, Kamis (1/5/1025), dalam kesempatan itu menyampaikan komitmen Pemerintah Indonesia dalam mendorong perkembangan industri lada nasional.
Menurut Djatmiko Bris Witjaksono, komitmen pemerintah sangat jelas, yaitu terus memperkuat ketahanan dan daya saing industri lada nasional di tengah tantangan global.
Sementara itu saat dalam sesi diskusi, Direktur Perundingan Antarkawasan dan Organisasi Internasional Kemendag, Natan Kambuno, mengungkapkan, Pemerintah Indonesia mendorong beberapa strategi pengembangan lada.
Tujuannya, kata Natan Kambuno, untuk memastikan komoditas lada nasional tetap bersaing di pasar global.
“Pemerintah Indonesia mendorong beberapa strategi pengembangan, antara lain, intensifikasi tanaman, pemanfaatan perjanjian perdagangan bebas, peningkatan produk bernilai tambah, hingga penguatan promosi internasional,” tegas Natan Kambuno.