Share berita:

Benih dibutuhkan tapi tidak diprioritaskan yang terdengar hanya benih jagung dan padi. Padahaal kita juga membutuhkan benih kelapa dalam, tebu dan lainnya yang berpotensi untuk mendukung kedaulatan pangan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Masyarakat Perbenihan dan Perbibitan Indonesia (MPPI), Herman Khaeron, di Jakarta.

Lebih lanjut, Herman menyayangkan bahwa Indonesia memiliki banyak sekali plasma nutfah yang bisa dikembangkan untuk mendorong kedaulatan pangan. Perlu diketahui dengan menggunakan benih yang baik dan bersertifikat berati sama dengan mendorong terciptanya kedaulatan pangan.

“Artinya benih sebagai kunci terwujudnya pangan, dengan kata lain tidak ada benih berarti tidak ada pangan,” tegas Herman yang juga selaku Wakil Komisi IV DPR-RI.

Bahkan, Herman menyayangkan, sebanyak 20 persen benih yang beredar dimasyarakat adalahbenih tidak bersertifikat. Alahasil tidaklah heran jika produktivitas tanaman masyarakat rendah atau tidak makasimal.

“Sangat disayangkan secara nasional 20 persen benih yang beredar dimasyarakat adalah benih tidak bersertifikat,” keluh Herman selaku politisi Partai Demokrat.

Namun, tidak hanya benih yang dibutuhkan mansyrakat, menurut Herman, masyarakat juga memerlukan pendampingan dengan teknologi guna meningkatkan produktivitas. Kemudian perbaikan sarana dan prasarana. Sebab harus diketahui bahwa sarana dan prasarana pertanian Indonesia tdiak sedikit yang kondisinya sudah rusak.

“Jangan sampai gagal panen hanya gara-gara (akibat) benih tidakbersertifikat. Kita berkomitmen untuk mendampingi mereka (petani) agar benih yang sampai ditangannya adalah benih bersertifikat, untuk itu kita akan terjun langsung mengkonsolodasikannya,” pungkas Herman. YIN

Baca Juga:  Indonesia Harus Percaya Diri Memiliki Kelapa Sawit