2021, 13 Januari
Share berita:

JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Produsen snack Mondelēz menargetkan kebutuhan kakao 100 persen berasal dari program kakao berkelanjutan yang melibatkan petani. Saat ini baru 63 persen yang baru dihasilkan. Melalui program Cocoa Life, Mondelez jug membangun kebun bibit.

“Tahun 2019, 63 persen kebutuhan kakao perusahaan didapat dari kakao yang berkelanjutan dan tahun 2025 ditargetkan 100 persen,” ujar Head of Cocoa Life South East Asia Mondelez Andi Sitti Asmayanti beberapa waktu lalu.

Di Indonesia, kata Asmayanti, program Cocoa Life dimulai tahun 2014, menjangkau 42.699 petani, 343 komunitas di Sulawesi dan Sumatera. Visi Program Cocoa Life adalah memproduksi kakao dengan benar.

Ada 4 prinsip, pertama, meningkatkan transparansi, dengan menghubungkan konsumen dengan petani di dalam perjalanan perusahaan; Kedua, mempromosikan “keberlanjutan yang Mandiri” dengan meningkatkan kapasitas lokal dari tiap tiap negara penghasil kakao;

Ketiga, menghormati hak asasi manusia, dengan fokus kepada hak anak dan pemberdayaanperempuan. Keempat, mengutamakan kemitraan dan dialog kebijakan untuk dampak yang lebih besar dengan melibatkan semua pemangku kepentingan.

Bidang intervensi yang dilakukan berfokus kepada peningkatan usaha pertanian kakao yang berkelanjutan, pemberdayaan komunitas kakao yang inklusif, serta partisipasipatif dalam melindungi dan melestarikan hutan.

“Intervensi yang dilakukan di lapangan fokus pada tiga bidang di mana kami yakin dapat membuat dampak terbesar. Semua tantangan yang dihadapi masyarakat kakao saling terkait, jadi kami mengambil pendekatan holistik untuk menanganinya,” jelas Asmayanti.

Sebanyak 42.000 petani yang terdaftar dilatih praktek budidaya kakao yang baik. Cocoa Life juga mendanai pembangunan rumah pebibitan (nursery) yang dikelola oleh petani yang hasilnya dijual pada petani lain.

Saat ini sudah 110 pembibitan yang dibangun di Sulawesi dan Sumatera. Bibit kakao yang dihasilkan sudah lebih dari 2 juta bibit, bahkan beberapa penangkar sudah mampu memasok bibit untuk program pemeritah dengan bibit kakao yang tersertifikasi.

Baca Juga:  Harga Kakao Februari 2019

Setidkanya 3.533 pemuda juga dilibatkan dalam budidaya kakao dengan materi praktek berkebun yang baik. Mereka tidak hanya terlibat di kebun sendiri. Dengan sentuhan teknologi layaknya block chain saat ini pemuda mampu menjual jasa seperti penyediaan bibit, melakukan sambung pucuk, sambung samping, perbaikan kebun sampai dengan panen. (YR)