Ketapang, Mediaperkebunan.id – Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (FORTASBI) dan Perkumpulan Petani Mitra Harapan (PPMH) terus menunjukkan komitmen mereka dalam menghadapi tantangan mitigasi iklim melalui praktik perkebunan berkelanjutan. Dalam acara visit media yang diselenggarakan FORTASBI di Ketapang, Kalimantan Barat, berbagai inisiatif untuk menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mematuhi regulasi European Union Deforestation Regulation (EUDR) dipaparkan.
“Saya sangat berterima kasih sekali kunjungan media apalagi hari ini meliput masalah pelestarian alam. Semoga informasi yang didapat dapat sampai ke pihak yang berkepentingan,” ujar Sandi Priana, Ketua PPMH Kabupaten Ketapang.
Sandi menambahkan bahwa sertifikasi RSPO yang diraih PPMH pada 17 Oktober 2023 menjadi bukti keseriusan mereka dalam menjaga aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi yang berkelanjutan.
PPMH, yang menaungi 698 petani dengan luas lahan 3.303,02 hektar, telah melindungi sekitar 100 hektar area konservasi, termasuk kawasan bernilai ekologis dan sosial. Organisasi ini juga berkomitmen tidak melakukan deforestasi di wilayah dengan Nilai Konservasi Tinggi (NKT), tidak membuka lahan di kawasan gambut, serta memastikan rantai pasokan yang transparan.
Dalam kunjungan ke Hutan Tamtam, peserta diajak melihat pohon Ipuh (Antiaris toxicaria), salah satu pohon unik yang sangat dijaga keberadaannya. Pohon ini dikenal memiliki racun mematikan yang secara tradisional digunakan oleh masyarakat adat, namun kini menjadi bagian penting dari konservasi hutan di wilayah tersebut.
Bapak Kutal dari Koperasi Air Tarap Sejahtera menekankan pentingnya sinergi antara ekonomi dan pelestarian lingkungan. “Memang secara ekonomi kita tidak dapat uang dari menjaga hutan, tapi kita butuh udara yang segar. Kita mengajak bagaimana cara menghijaukan kembali hutan dan sama-sama menjaga,” jelasnya.
Sementara itu, Muhammad Eko Budiyono, Sustainability Manager Cargill Region 4, mengapresiasi komitmen PPMH. “Kita bangga punya mitra PPMH yang sangat komitmen dalam praktik sawit berkelanjutan. Kami mendukung semua petani untuk terverifikasi RSPO karena ini penting untuk bisnis jangka panjang di era global yang menuntut keberlanjutan,” tuturnya.
Dalam sepuluh tahun terakhir, anggota FORTASBI telah melindungi 108,2 hektar kawasan hutan, 485,24 hektar area gambut, serta 13.346 hektar area sempadan sungai. Dengan penguatan komitmen pada mitigasi iklim dan keberlanjutan, FORTASBI dan PPMH optimis dapat memenuhi standar pasar global dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat serta lingkungan.