2017, 7 Maret
Share berita:

Minyak sawit tidak mengandung kolesterol dan juga tidak menyebabkan peningkatan kolesterol darah. Sebaliknya, konsumsi minyak sawit justru memperbaiki kolesterol darah yakni meningkatkan kolesterol baik dan menurunkan kolesterol jahat.

Selama ini berkembang persepsi bahkan telah menjadi mitos bahwa minyak goreng sawit mengandung kolesterol. Begitu kuatnya mitos tersebut sehingga masyarakat menjadi fobia bahwa mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung minyak seperti gorengan, cenderung dihindari karena takut kolesterol. Apakah benar minyak goreng sawit mengandung kolesterol ?

Sejauh ini tak satupun ahli-ahli gizi di dunia yang pernah mengatakan bahwa minyak goreng dari nabati seperti minyak goreng sawit mengandung kolesterol. Kolesterol hanya dihasilkan oleh hewan dan manusia, sedangkan tanaman tidak memiliki kemampuan menghasilkan kolesterol. (Calloway and Kurtz, 1956, USDA, 1979, Life Science Research Office, 1985, Cottrell, 1991, Muhchtadi, 1998, Muhilal, 1998, Haryadi, 2010, Giriwono dan Andarwulan, 2016). Minyak goreng sawit yang dihasilkan dari tanaman kelapa sawit tidak mengandung kolesterol.

Bagaimana dengan konsumsi minyak goreng sawit apakah menyebabkan meningkatnya kolesterol tubuh? Hal ini juga sudah banyak dibuktikan para ahli gizi dan kesehatan. Ratusan hasil hasil penelitian didalam dan di luar negeri yang telah dipublikasikan dalam jurnal-jurnal internasional (antara lain : American Journal Of Clinic Nutrition, Journal Nutrition Biochemestry) telah menguji apakah konsumsi minyak goreng sawit meningkatkan kolesterol tubuh.

Hasil umumnya menghasilkan kesimpulan yang mendukung bahwa konsumsi minyak goreng sawit tidak meningkatkan kolesterol tubuh. Bahkan sebaliknya, konsumsi minyak sawit justru memperbaiki kolesterol tubuh yakni meningkatkan kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida. Kok bisa? jawabannya ternyata karena minyak sawit mengandung komposisi asam lemak yang seimbang, mengandung asam lemak esensial, mengandung senyawa aktif dan proses pembuatan minyak goreng tidak mengalami hidrogenisasi.

Baca Juga:  TUDUHAN EKSPLOITASI PEKERJA WANITA RUGIKAN INDUSTRI SAWIT

Lantas, mengapa persepsi atau mitos bahwa minyak sawit mengandung atau menyebabkan kolesterol muncul selama ini? Persepsi yang demikian terbentuk lantaran kampanye negatif/hitam yang dilakukan American Soybean Association (ASA) awal tahun 1980. Untuk memojokkan minyak nabati tropis khususnya minyak sawit yang mulai mengancam pasar minyak kedelai di seluruh dunia, ASA melancarkan propaganda yang menuduh minyak sawit mengandung kolesterol dan bahkan meminta pemerintah USA melarang minyak nabati tropis masuk ke Amerika Serikat. Namun tuduhan tersebut tidak pernah terbukti oleh riset-riset ahli gizi dan kesehatan di berbagai negara sebagaimana disebutkan diatas. Sumber: sawit.or.id/YIN