2020, 28 April
Share berita:

Salah satu ketakutan kebanyakan orang untuk mengkonsumsi teh saat berbuka puasa maupun sahur adalah teh bersifat diuretic. Memang benar, teh mengandung senyawa alkaloid berupa kafein yang mempunyai efek diuretic, meningkatkan volume urin sehingga sering keluar masuk toilet.

Namun jangan khawatir, kafein yang ada dalam seduhan teh tidak sendirian, kafein di dalam seduhan teh dibarengi juga dengan adanya flavonoid yang mempunyai segudang manfaat.

Edward D. Fries, MD salah satu ahli kesehatan di Amerika menyatakan bahwa efek diuretic ini sangat bagus buat kesehatan, terutama untuk menurunkan tekanan darah, sangat cocok untuk terapi hipertensi.

Dengan diuretic, tubuh akan membuang urine yang sdh tidak dimanfaatkan lagi dalam tubuh. Dan jangan khawatir, seseorang yang normal rata-rata kehilangan cairan tubuhnya dapat mencapai 2 liter/hari baik melalui urin ataupun keringat. Dan kehilangan cairan sebanyak itu akan digantikan dengan cara kita minum saat berbuka maupun sahur, termasuk diantaranya dengan minum teh.

Bagaimana dengan anak kecil?

Beberapa penelitian di Jepang dan China menyebutkan bahwa seorang Ibu yang rajin mengkonsumsi teh selama hamil dan menyusui, mempunyai anak dengan kapasitas otak yang lebih besar, sehingga berpotensi menjadikan anaknya lebih pintar? Mengapa? Di teh ada asam amino L-teanin yang sangat baik bagi konsentrasi si anak dalam menangkap pelajaran di sekolah misalnya.

Berapa dosis maskimalnya?

Seorang Ibu hamil dan menyusui masuk kategori rentan. Beberapa publikasi menyebutkan bahwa, bagi ibu hamil menyusui batas maksmalnnya ada di 300mg kafein/hari. Rata2 seduhan teh mengandung 30mg kafein, artinya bisa mengkonsumsi sd 10 gelas, meski itu angka yang cukup tinggi. Maknanya, teh aman dikonsumsi, siapa saja.
Dadan Rohdiana, Pusat Penelitian Teh dan Kina

Baca Juga:  Produsen Teh Indonesia Minta Uni Eropa Ubah Aturan Anthrakuinon