Kalimantan Barat, mediaperkebunan.id – Setelah berjalan selama kurang lebih 6 bulan, program kerjasama Desa Mandiri Cegah Api (DMCA) antara Minamas Plantation dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tanjungpura (LPPM UNTAN) telah menunjukkan keberhasilan dalam mewujudkan pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (KARHUTLA) hingga mewujudkan kemandirian Desa di Kalimantan Barat.
Hal ini dapat terlihat pada partisipasi aktif dari seluruh perangkat desa khususnya masyarakat dan para pemangku kepentingan yang turut terlibat dalam penyusunan Pedoman Pencegahan Karhutla Berbasis Masyarakat Ditengah Pandemi COVID-19, sosialisasi kebakaran, hingga pelaksanaan program ekonomi kemasyarakatan seperti pertanian dan perikanan.
Disamping itu, kesadaran warga untuk tidak membakar lahan serta lahirnya petani-petani milenial di Kalimantan Barat merupakan salah satu pilar keberhasilan DMCA binaan Minamas Plantation dan LPPM UNTAN.
“Program yang telah berjalan sejak Juli 2020 ini telah merumuskan pendekatan jangka panjang dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat di sekitar kebun dan berbagi pengalaman tentang best practices dalam sustainable agricultural management tanpa membakar lahan. Seperti program-program yang telah dilakukan oleh Minamas Plantation sebelumnya, awalnya, inisiasi DMCA adalah untuk mitigasi kebakaran serta perambahan hutan dan lahan di sekitar konsesi perusahaan.
Namun dalam perkembangannya, peranan DMCA semakin menyeluruh tak hanya mitigasi, tapi sekaligus membangun kemandirian sosial dan ekonomi warga pedesaan melalui kegiatan pertanian (hidroponik) dan perikanan yang ramah lingkungan,” papar Ketua Prodi Agribisnis Faperta Universitas Tanjungpura, Dr. Maswadi SP, M.Sc.
Salah satu Petani Milenial binaan Minamas Plantation di Desa Riam Batu Gading, Diya mengakui, “di Desa Riam Batu Gading ini, kami melakukan budidaya sayur hidroponik jenis pakcoy, sawi keriting, seledri dan sawi manis yang menggunakan botol bekas dan bambu. Kami senang Minamas Plantation membantu warga desa dengan menyediakan bibit dan pendampingan oleh LPPM UNTAN melalui program DMCA ini sehingga kami dapat mandiri dan sejahtera.”
Sementara itu, CEO Minamas Plantation, Shamsuddin Muhammad menambahkan, “sejak awal kami beroperasi, Minamas Plantation telah menerapkan Zero Burning Policy secara ketat di seluruh area operasional kami untuk mencegah terjadinya kebakaran khususnya pada saat musim kering. Tidak hanya berhenti disini, kami juga telah melaksanakan inisiatif lainnya meliputi pencegahan dan penanganan karhutla.”
Selain itu, lanjut Shamsuddin, “saya sangat mengapresiasi kerjasama antara Minamas Plantation dan Universitas Tanjungpura dalam upayanya membantu kami mempersiapkan diri menghadapi bahaya karhutla melalui program DMCA di tengah pandemi. Kami berharap dengan telah disusunnya pedoman ini, kesiapan setiap pihak dalam pencegahan karhutla menjadi lebih optimal, terlebih lagi di kondisi pandemi yang banyak keterbatasan saat ini.”
Di bidang penanganan Karhutla, hingga saat ini Minamas Plantation terus memantau situasi yang berlangsung di seluruh lokasi perusahaan dengan seksama, pemantauan dilakukan setiap hari melalui sistem Plantation Location Intelligent Universal Management (PLATINUM) dengan menggunakan data-data dari satelit pada titik panas di peta area konsesi untuk dapat mendeteksinya dengan cepat. Seluruh titik api yang terdeteksi akan segera dilaporkan kepada pihak berwenang dan prosedur yang sama juga diterapkan dalam standar operasional perusahaan.
Sedangkan di bidang pencegahan, Minamas Plantation juga memiliki program pendekatan masyarakat melalui program Desa Mandiri Cegah Api (DMCA) yang dibentuk sejak tahun 2014. Program DMCA tersebut dilaksanakan di setiap desa-desa sekitar operasional perusahaan, yang hingga kini sudah mencapai 34 desa atau mencakup total area desa binaan seluas 161 ribu hektar. Melalui program DMCA tersebut, pemahaman akan bahaya karhutla dapat terus meningkat di masyarakat secara luas. Beberapa program baru juga kini mulai dilakukan yaitu Program Sekolah Peduli Api yang melibatkan setidaknya 662 Guru dan Kepala Sekolah di 60 sekolah di sekitar wilayah operasional Perusahaan serta Program Penghargaan Desa Bebas Api.
Selain itu, Minamas juga bekerjasama dengan pemerintah lokal untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat melalui Masyarakat Peduli Api (MPA). Sampai tahun 2020, Minamas Plantation telah bekerjasama dengan Universitas Riau, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Jambi dan Universitas Sriwijaya dan Universitas Palangkaraya. Perpanjangan program ini terus dilakukan dan saat ini kerjasama dengan Universitas Tanjungpura untuk program yang sama dengan jumlah 5 desa yang akan mendapatkan pendampingan.
Dengan dukungan dan kerjasama masyarakat, Minamas berkomitmen untuk sepenuhnya memastikan inisiatif-inisiatif tersebut dilaksanakan dengan partisipasi masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan sehingga ada keikutsertaan secara penuh demi terciptanya lingkungan yang aman dan berkelanjutan.