Badung, Mediaperkebunan.id
Sejak tahun 2012 Minamas Plantation lewat pusat penelitiannya Minamas Research Centre (MRC) sudah bekerjasama dengan PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) untuk memproduksi benih unggul PPKS Simalungun.
Kerjasama ini diperpanjang dalam penandatangan kerjasama disela-sela International Oil Palm Conference (IOPC) yang Ketujuh di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC0), Rabu (15/3) yang ditandatangani oleh Shahrakbah Yacob, Head MRC dan Edwin Syahputra Lubis, Kepala PPKS.
Shahrakbah Yacob menyatakan benih Simalungun memiliki potensi produksi TBS sebesar 33,7 ton/ha/tahun dengan produksi CPO 10,4 ton/ha/tahun. Dibandingkan dengan benih lain Simalungun memiliki keunggulan dari sisi kandungan dan produksi minyak yang tinggi.
Selain itu Simalungun juga memiliki rasio oil to buch yang tinggi artinya memiliki potensi kandungan minyak yang tinggi dalam setiap tandannya. Panen dapat dimulai pada umur 22 bulan. Daya adaptasinya luas termasuk tanah marjinal.
Sejak pelaksanaan kerjasama, MRC sudah memproduksi 12 juta ton kecambah. Penggunaanya pertama untuk memenuhi kebutuhan internal, kemudian dipasarkan secara komersial ke pelanggan eksternal , termasuk kebun plasma dan petani. Pembeliaan saat ini hanya dapat dilakukan di kantor MRC-Riau dengan harga Rp.8000 butir.
Abdi Wira Abd Rajak, CEO Minamas Plantation menyatakan “kerjasama ini merupakan salah satu upaya kami dalam meningkatkan produktivitas, profitabilitas dan kinerja perkebunan kelapa sawit. Kerjasama ini juga bertujuan untuk mempermudah petani sawit di seluruh Indonesia mendapatkan benih unggul yang asli,”.
Dengan kerjasama ini Minamas Plantation akan terus berfokus pada intensifikasi perkebunan dengan meningkatkan kualitas produk di lahan yang sudah ada, menerapkan praktek agronomi terbaik , menjaga kelestarian lingkungan, serta membantu pemerintah dalam program PSR dan meningkatkan daya saing produk kelapa sawit nasional.
Kepala PPKS, Edwin Syahputra Lubis menyatakan kesaksian dari MRC sudah cukup membuktbahwikan benih Simalungun memang benih unggul. PPKS selama ini menjalin kerjasama dengan pihak lain juga untuk benih ini dan MRC yang paling lancar, tanpa hambatan. Kerjasama kedepan diharapkan semakin meluas tidak hanya benih Simalungun saja tetapi benih varietas lain juga produk PPKS.
“Musuh utama kita saat ini adalah benih illegitim. Kerjasama dengan MRC adalah kolaborasi salah satunya untuk melawan ini. Era sekarang bukan kompetisi tetapi kolaborasi. Kerjasama yang sudah berlangsung lebih dari 1 dekade dan hari ini kita tetap dalam semangat yang sama yaitu melanjutkan kerjasama. Harapannya semoga dapat memberikan manfaat bagi industri kelapa sawit Indonesia khususnya dalam penyediaan benih unggul kelapa sawit,” kata Edwin lagi.
Sebelum penandatanganan diluncurkan website Sime Derby Plantation (SDP) Agri-Bio oleh Mohamed Samed, GM SDP Agri-Bio. Website ini berisi informasi produk-produk perkebunan untuk meningkatkan produktivitas yang sudah teruji di kebun SDP mulai dari umpan tikur, feromon, pestisida, batang egrek, sampai mekanisasi. Saat ini baru tahap mengenalkan kedepan akan jadi platform pemasaran on line.
Produk-produk yang ditawarkan oleh SDP Agri-Bio sudah digunakan oleh SDP dan terbukti efektif seperti feromon untuk mengendalikan kumbang badak (Oryctes rhinoceros). Umpan tikus yang tidak menyebabkan jera umpan. Mekanisasi merupakan keharusan bagi perkebunan SDP di Malaysia karena kekurangan tenaga kerja. Pengalaman SDP dalam menggunakan produk terbukti meningkatkan efisiensi ini berusaha ditularkan ke Indonesia. Tersedia juga jasa drone untuk penyemprotan pestisida mengendalikan OPT.