Embryo rescue atau yang sering disebut penyelamatan embrio adalah pengambilan embrio dari biji dan dikecambahkan dalam kondisi aseptik. Imron, peneliti kelepa kopyor menyatakan bahwa embryo rescue kelapa kopyor digunakan agar benih yang dihasilkan 100% kopyor. Pemilihan material induk harus dengan pertumbuhan yang baik dan sehat. Proses sterilisasi yang tepat diperlukan untuk mengurangi resiko kontaminasi. Komposisi media tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan embryo di dalam botol. Unsur makro dan mikro penyusun media, pH, ZPT, cahaya, suhu juga harus diperhatikan untuk pertumbuhan tunas. Setelah tunas tumbuh, kemudian diaklimatisasi / dipindahkan dari kondisi aseptik ke bedengan.
Pemindahan harus dilakukan secara hati-hati dan bertahap yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi benih dari udara luar dan serangan hama penyakit karena hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah benih mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan fase generatif pada umumnya.
Jika tahapan-tahapan perbanyakan kultur embryo dan aklimatisasi dapat dilaksanakan dengan baik dan benar, disertai dengan pengawasan yang intensif selama masa pembenihan dan dilanjutkan pemeliharaan sesuai standar yang berlaku di lapangan maka akan dihasilkan benih kelapa kopyor yang sehat dan bermutu tinggi.
Oleh : Dian Hapsari Ekaputri, SP, M.Si (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama)