Jakarta, mediaperkebunan.id – Produksi minyak sawit mentah (CPO) yang dipraktekkan oleh pabrik-pabrik kelapa sawit (PKS) sekarang ini menggunakan teknologi yang berumur sudah lebih dari 100 tahun. Boros penggunaan air dan boros sumber energi.
Teknologi produksi minyak sawit mentah yang kian hemat air dan hemat energi perlu dikembangkan. Meminimalkan volume limbah cair yang harus diolah maupun penggunaan biomassa non-minyak yang terkandung di dalam tandan buah segar kelapa sawit.
PKS saat ini harus berkapasitas besar, dari 30 – 90 tons Tbs/ jam – BOILER; Jarak tempuh Small-Holders ke PKS itu jauh, biaya angkut TBS Tinggi . Perlu perubajan teknologi olah TBS dari “wet-process” ke “ dry-process ” (tanpa steam) perlu dijalankan agar:
- Emisi GRK rendah
- Kandungan Phytonu trients didalam minyak tinggi
- dan tidak terjadi pencemaran lingkungan dari Limbah Cair (No POME), sterilisasi ke pasteurisasi.
Teknologi SPPOT akan mengubah signifikan image industri kelapa sawit nasional antara lain emisi karbon yang rendah (benefit nilai ekonomi karbon); minyak bernutrisi untuk masyarakat; ketersediaan bahan bakar terbarukan (bensin sawit) dan pemberdayaan pekebun melalui kepemilikan pabrik skala kecil.
Teknologi ini sekarang baru berdiri 1 pabrik di Indonesia. Teknologi baru perlu pengkajian berbagai aspek dari para praktisi yang sehari-hari berada di PKS. Inovator perlu berkolaborasi dengan praktisi sehingga praktisi dapat cepat menangkap kelemahan suatu teknologi dan memberi saran perbaikan.
Teknologi bisa diterapkan dalam skala komersial jika secara teknis ekonomis terpenuhi. Owner sangat memperhatikan hal ini dan mereka bersandar pada nasihat praktisi. Karena itu peran praktisi pabrik kelapa sawit yang tergabung dalam P3PI (Perkumpulan Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia) sangat penting bila ingin menerapkan teknologi baru. Bahasa praktisi lebih dipahami owner daripada peneliti.
Teknologi SPPOT sebagai teknologi masa depan sawit masih ditunggu praktisi untuk sama-sama dikaji, diperbaiki sehingga tujuan untuk efisiensi minyak sawit, minyak sawit yang ramah lingkungan dan lain-lain bisa diaplikasikan secara meluas dan tujuan tercapai. Praktisi tidak anti teknologi baru tetapi setiap teknologi baru harus layak secara teknis ekonomis. Praktisi sangat paham hal ini.