Indonesia sudah jadi produsen kelapa terbesar dengan produksi 18,3 juta ton, ekspornya juga sudah ke seluruh dunia. Tetapi dari sisi produktivitas masih miris hanya 1,1 ton/ha dibandingkan dengan Filipina 4 ton dan Amerika 11 ton. Karena itu harus ada peningkatan produktivitas kelapa sampai 4 kali lipat. Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menyatakan hal ini pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Koalisi Pemerintahan Kabupaten Penghasil Kelapa (KOPEK), di Gorontalo.
“Indonesia sudah menjadi pemilik kebun kelapa dan produsen terbesar di dunia. Jadi tidak perlu penanaman baru. Arahnya intensifikasi yaitu peningkatan produktivitas. Naikkan produktivitas 4 kali lipat maka Indonesia tidak akan terkejar, tidak ada satupun negara yang mampu saingi Indonesia,” katanya.
Peningkatan produktivitas akan meningkatkan kesejahteraan petani karena pendapatannya akan naik 4 kali lipat. Setelah itu industrialisasi sehingga ekspor berupa produk jadi bukan lagi kelapa gelondongan. Beberapa perusahaan Thailand sudah tertarik investasi pada industri olahan kelapa.
Gorontalo dimata Mentan sangat unik karena mengkombinasikan penanaman kelapa dengan jagung. Hasil penelitian menunjukkan kelapa yang ditanami jagung dibawahnya, produktivitas naik sampai 30% karena pupuk untuk jagung diserap juga oleh kelapa. Mentan akan memberikan bantuan kepada Gorontalo benih jagung dan padi untuk ditanam di bawah kelapa.
Di buat design dalam 5 tahun ke depan produktivitas mencapai 4 ton sehingga produksi bisa mencapai 72 juta ton. Hal ini tidak sulit karena tanah sudah ada.
Mentan juga mengapresiasi bupati-bupati yang tergabung dalam KOPEK, karena terjadi kerjasama antar kabupaten dan bisa saling belajar. “Singkatan KOPEK yaitu Koalisasi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa terlalu panjang, cukup Koalisi Penghasil Kelapa saja,” katanya.
Ketua KOPEK, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo menyatakan, koalisi ini beranggotakan 228 kabupaten dengan luas minimal kelapa di tiap kabupaten 2.500 ha. “Berarti 60% kabupaten di Indonesia tergabung dalam KOPEK. Kelapa 96% diusahakan rakyat sehingga membangun kelapa adalah membangun perekonomian rakyat,” katanya.
Luas kelapa di Indonesia 3,6 juta ha, terbesar di dunia hanya produktivitas masih rendah. Masalah utama adalah kurangnya bibit unggul sehingga salah satu program KOPEK adalah meningkatkan jumlah kebun induk yang bersertifikat dan produksi bibit unggul bersertifikat.
Program lain adalah kelapa jagung sehingga kebun kelapa turut berkontribusi pada upaya pencapaian swasembada jagung. Program lainnya adalah Palapa yaitu padi kelapa, perbaikan manajemen usaha tani kelapa dan pembentukan badan otoritas kelapa.