Tangerang, Mediaperkebunan.id
Pada masa pandemi Covid ini ekonomi di seluruh dunia terkontraksi luar biasa. Ditengah sektor lain yang pertumbuhannya menurun, sektor pertanian justru meningkat. Pertumbuhan sektor pertanian triwulan 2 16,24%, triwulan 3 2,15% dan triwulan 4 yang akan diumumkan Januari 2021 diharapkan tetap bertumbuh.
“Terbukti hanya pertanian yang mampu mengakselerasi ekonomi nasional. Pelakunya adalah petani, pedagang, pengusaha, tokoh pertanian, gubernur dan bupati. Semua punya jasa. Sudah terbukti negara kuat kalau pertanian termasuk perkebunan kuat disertai kebersamaan semua pihak,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada peringatan Hari Perkebunan ke-63 di Kabupaten Tanggerang , Kamis, 10 Desember 2020. Peringatan ini dirayakan dengan tema Optimalisasi Ekspor Perkebunan dalam Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional.
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDB kuartal 3 Rp571,87 triliun atau 14,6% dan penopang utamanya perkebunan dengan nilai Rp163,49 triliun atau 28,59%. Pendorong utamanya adalah permintaan yang semakin kuat untuk kakao, karet, cengkeh, tembakau dan olahan kelapa sawit.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, nilai ekspor pertanian Januari-Oktober 2020 adalah sebesar Rp359,5 Triliun atau naik 11,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan nilai sebesar tersebut, sub sektor perkebunan menjadi penyumbang terbesar ekspor di sektor pertanian dengan kontribusi sebesar Rp326,86 triliun (90,92 %).
Adapun ekspor komoditas perkebunan yang melonjak pada Januari-Oktober paling besar disumbang oleh komoditas kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan kopi. Ekspor perkebunan tertinggi terjadi di bulan Oktober yaitu sebesar Rp38, 46 triliun dengan kenaikan sebesar 8,76 persen dari bulan sebelumnya.
“Rata-rata semua provinsi dan kabupaten yang punya komoditas perkebunan melakukan ekspor. Gubernur dan bupati yang tanpa reserve melakukan akselerasi ekspor ini memberikan kontribusi besar. Kami jajaran pemerintah pusat tidak boleh hanya konsepsi tetapi harus membumi bersama jajaran di daerah. Hasil yang ada sekarang tidak bisa diklaim keberhasilan Kementan saja tetapi merupakan hasil kebersamaan dibawah koordinasi Presiden,” kata SYL.
Menurut Mentan, untuk akselerasi ekspor ,jangan terlalu banyak teori dan konsepsi, sebagai orang lapangan bicara real saja. “Jangan ribet-ribet, yang penting SOP jelas, regulasi jelas, zonasi jelas, direncanakan dan dilaksanakan,” katanya.
Pertanian adalah sektor yang paling siap untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi Indonesia. Indonesia memiliki berbagai tipe iklim, lahan dan penduduk yang besar yang bisa menjadikan sebagai negara pertanian yang kuat.
“Masalahnya dari sisi sains dan riset siap tidak. Karena itu tahun 2021 pembangunan pertanian juga menekankan pengembangan sumberdaya manusia, mendorong mekanisasi dan penerapan teknologi 4.0 seperti artificial intellegence, IoT, robot construction dan lain-lain.” Kata Mentan menutup pidatonya.
Sebelum membuka acara hari perkebunan, Mentan didampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar melepas ekspor 27 ton briket arang sisha PT Tom Cococha Indonesia ke Irak dengan nilai Rp600 juta. Mentan bersama Dirjen Perkebunan Kasdi Subagyono juga melaunching logo ISPO.
Dalam kesempatan itu juga diberikan penghargaan Anugerah Pratama Perkebunan Indonesia (APPI) Award. Untuk gubernur, penerimanya adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mendorong ekspor kopi; Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey atas perhatian pada pengembangan, hilirisasi dan ekspor kelapa; Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru yang mengembangkan hilirisasi karet; Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mendukung ekspor perkebunan; Gubernur Jambi Fachrori Umar mendorong ekspor perkebunan berkelanjutan; Gubernur Sumatera Utara Eddy Rahmayadi yang mendorong hilirisasi dan ekspor perkebunan.
Sedang untuk bupati adalah Bupati Bandung Dadang M Naser dengan pengembangan perkebunan berbasis korporasi petani; Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin inisiator pabrik aspal karet berbasis lateks pekat; Bupati Lampung Barat Parosis Mambus dengan pengembangan kopi organik tanpa herbisida; Bupati Cianjur Herman Suherman yang mendukung ekspor teh; Bupati Luwu Timur Thoriq Husler atas komitmen indikasi geografis lada; Bupati Tanjung Jabung Timur Romi Haryanto yang mendukung ekpor kelapa; Bupati Kolaka Utara Nurahman Umar dalam pengembangan kawasan perkebunan.
Sedang untuk pekebun adalah Eti Sumiati dari Kabupaten Bandung yang membawa Poktan Wanoja sebegai cupping kopi terbaik di Jawa Barat; Koriadi dari Kalbar yang mengembangkan lada organik dan terapkan GAP; Yogi Dwi Sungkowo Kabupaten Purbalingga yang merubah sistim pertanian tradisional ke semi modern dan modern.
Pekebun milenial penerima APPI award adalah Alfadrian Syah dari Kabupaten Solok, Sumbar yang mengembangkan agroforestry kopi dan Erdi Pratama dari Kabupaten Bogor yang mengembangkan sereh wangi dengan kebun risetnya.
Perusahaan eksportir yang melakukan pembinaan petani penerima APPI award adalah PT LDC Coffe Indonesia Lampung pada kopi; Cassia coop Kota Sungai Penuh pada kayu manis dan Aman jaya Perdana Bandar Lampung pada lada.
UMKM yang melakukan ekspor dan tracebility adalah Cinquer Agro Nusanatara dari Bandung pada lada dan KUB Cental Agro Lestari pada gula kelapa organik. Petugas lapangan penerima APPI award adalah Nuroso dari Malang dan Abdul Aziz dari Banyuwangi. Lembaga riset terinovatif adalah PPKS dalam penyediaan benih unggul. Sedang tokoh perkebunan paling inspiratif adalah Soedjai Kartasasmita.