Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman meminta Uni Eropa tidak mengganggu sektor sawit tanah air melalui Report on Palm Oil and Deforestation of Rainforests oleh Parlemen Eropa. Karena Indonesia telah memiliki standar Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
Amran menegaskan, resolusi tersebut justru yang secara tidak langsung akan merusak lingkungan. Jika harga Crude Palm Oil (CPO) turun, komunitas petani berjumlah sekitar 30 juta akan meninggalkan sawit dan bergerak ke hutan untuk mencari pendapatan baru.
Amran mengaku, pihaknya sudah berbicara dengan Menteri Pertanian Jerman, Spanyol dan Denmark menyangkut adanya komunitas petani dan pedagang yang bergantung pada CPO. Semestinya keberadaan mereka jauh lebih penting dibanding orangutan.
Indonesia sendiri, lanjut Amran, sudah bekerjasama dengan Malaysia terkait standar untuk pertanian berkelanjutan yang saat ini sudah mencapai 80 persen. “Silahkan diurus standarnya sendiri, Indonesia punya standar sendiri dan kita sudah sepakat dengan Malaysia,” tegasnya.
Menurut Amran, sikap keras negara-negara Eropa tidak mempengaruhi pasar Eropa. Contohnya permintaan 200 ribu ton CPO oleh Prancis. “Nggak berpengaruh,” tegasnya.
Saat ini Indonesia, telah mengalihkan CPO untuk biofuel, B20 sebanyak 7 juta dan B30 sebesar 13 juta. “Kami imbau ke seluruh eksportir negara-negara yang mengganggu, dikurangi ekspornya ke sana,” ujar Amran. (YR)