Minahasa Utara, Media Perkebunan.id
Dalam kunjungan ke Balit Palma hari Minggu oleh Kepala Balit Palma Ismail Maskromo, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo diperlihatkan varietas tanaman-tanaman kelapa unggul dan eksotik yang mulai berbuah pada umur dua tahun, yaitu kelapa Bido dan Genjah Raja asal Maluku Utara, kelapa Genjah kopyor asal Pati dan kelapa Genjah Entog asal Kebumen, Jawa Tengah, juga varietas kelapa Genjah Kuning Nias (GKN), merupakan tetua Kelapa Hibrida Indonesia (KHINA). Berbagai contoh buah varietas kelapa Dalam unggul dan produk olahan kelapa yang bernilai ekonomi tinggi juga ditampilkan pada display inovasi teknologi di Kawasan TSP Bio-Industri Palma.
Menteri Pertanian sangat tertarik dan antusias terhadap kelapa unggul dan eksotik yang cepat berbuah dan produksi tinggi untuk dikembangkan oleh petani dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. “Saya meminta Balitbangtan segera menyiapkan bahan tanaman berupa bibit siap tanam kelapa unggul dan eksotik untuk pengembangan di lahan petani dalam rangka peremajaan tanaman yang telah berumur tua atau untuk pengembangan pada lahan baru,” kata Mentan.
Mentan juga melihat demo pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) dengan cara kering di Unit Pengolahan Kelapa Balit Palma. Pengolahan ini mempunyai keunggulan cepat, mudah, dan efisien, sehingga metode ini dapat diadopsi oleh petani sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani kelapa. “Unit pengolahan seperti ini harus dimantapkan penelitiannnya di Balit Palma agar dapat segera dikembangkan di tingkat petani untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” katanya.
Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry, menyampaikan bahwa Balit Palma telah menghasilkan berbagai inovasi teknologi mulai dari hulu sampai hilir. “Berbagai inovasi tersebut telah diadopsi oleh petani dan stakeholder lainnya terutama varietas unggul kelapa Dalam dan Genjah yang telah ditanam di berbagai sentra kelapa di Indonesia. Masih diperlukan adanya dukungan untuk memperoleh teknologi perbanyakan massal benih kelapa yang sekarang sedang dikembangkan, ” kata Fadjry.
Fadjri bersama dengan Ismail Maskromo, menambahkan bahwa pengolahan kelapa menjadi VCO meningkatkan nilai tambah petani kelapa yang sampai saat ini permintaan VCO sedang tinggi-tingginya karena bermanfaat untuk kesehatan sehingga bernilai ekonomi tinggi