Jakarta, mediaperkebunan.id – Kementerian Pertanian, melalui Direktorat Jenderal Perkebunan, terus memperkuat komitmennya untuk mendukung keberlanjutan dan produktivitas kelapa sawit rakyat. Langkah ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan pekebun sekaligus menjaga kelapa sawit sebagai salah satu andalan perekonomian nasional.
Dalam Rapat Koordinasi Nasional Lembaga Pengembangan Pertanian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPP-PBNU) dan peluncuran program Sawit Goes To Pesantren, berbagai pihak berkumpul untuk membahas kontribusi sektor kelapa sawit dalam mendukung ekonomi Indonesia, terutama di tengah ketidakpastian global.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, mengapresiasi peran aktif PBNU, khususnya LPP-PBNU, dalam memberdayakan umat di sektor pertanian. “Komoditas perkebunan, terutama kelapa sawit, menjadi pilar penting ekonomi nasional. Hampir 90% ekspor nonmigas berasal dari sektor ini. Pada 2023, ekspor perkebunan mencapai 33 miliar USD, dan hingga pertengahan 2024, sudah menyumbang 14,89 miliar USD,” jelas Heru.
Meski potensi kelapa sawit rakyat besar, Heru mengakui adanya tantangan, termasuk produktivitas yang masih rendah dan penerapan teknik budidaya yang belum optimal. Saat ini, produktivitas sawit rakyat rata-rata hanya 3 ton per hektar, jauh di bawah potensi maksimalnya. Untuk itu, Direktorat Jenderal Perkebunan mengajak semua pihak berkolaborasi dalam meningkatkan hasil melalui program seperti Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan pelatihan pekebun.
“Kelapa sawit rakyat memegang peranan strategis. Kita perlu memastikan pekebun mampu mengatasi tantangan produktivitas dan mewujudkan kemandirian pangan serta energi demi kesejahteraan masyarakat,” tambah Heru.
Heru berharap, Rapat Koordinasi Nasional LPP-PBNU dapat menghasilkan langkah konkret untuk mendukung pengembangan, meningkatkan produktivitas, serta memastikan ketersediaan bahan baku pangan dan energi dari sektor ini. Dengan pendekatan terpadu, kelapa sawit rakyat diharapkan terus menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia.