Jakarta, mediaperkebunan.id – Menang di Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) setelah melalui persidangan yang panjang bisa menjadi momentum bagi Indonesia serta Malaysia sebagai produsen terbesar minyak kelapa sawit.
Keyakinan tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto, kepada para wartawan di Jakarta, seperti dikutip mediaperkebunan.id dari laman resmi Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Minggu (19/1/2025).
Kata mantan Ketua Umum DPP Partai Golongan Karya (Golkar) ini, momen kemenangan Indonesia di WTO ini dapat memberikan kesempatan bagi Indonesia dan Malaysia untuk kian memperkuat strategi implementasi agar komoditas sawit tidak mengalami diskriminasi kembali.
Airlangga Hartarto juga berharap dengan kemenangan ini bahwa cloud atau halangan apapun yang selama ini menghantui perundingan Indonesia – European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) ini bisa hilang.
“Dan kita berharap (Indonesia yang menang di persidangan WTO melawan Uni Eropa – red) bisa segera membantu penyelesaian perundingan IEU-CEPA,” pungkas Menko Airlangga.
Sekadar mengingatkan saja, Indonesia dan Malaysia beserta Council of Palm Oil Producing Countries atau Negara-negara Produsen Minyak Kelapa Sawit (CPOPC) pernah beberapa kali berjuang bersama ke Brussels, Belgia, untuk melawan diskriminasi terhadap produk kelapa sawit yang dilakukan Uni Eropa.
Pada 8-9 April 2019, Menko Perekonomian saat itu, Darmin Nasution, pernah memimpin misi gabungan bersama Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Industri Primer Malaysia Dato Dr Tan Yew Chong.
Sementara itu Kolombia sebagai negara pengamat di CPOPC juga mengutus Duta Besar Kolombia untuk Kerajaan Belgia sekaligus Ketua Delegasi Kolombia untuk Uni Eropa, Felipe Garcia Echeverri.
Kemudian pada 30 Mei 2023, giliran Airlangga Hartarto selaku Menko Perekonomian yang Misi Bersama atau Joint Mission Indonesia–Malaysia ke markas Uni Eropa di Brussels.
Saat itu Misi Bersama Indonesia – Malaysia tidak hanya menemui kalangan parlemen Uni Eropa, melainkan juga pihak aktivis yang tergabung dalam berbagai organisasi nonpemerintah atau non goverment organization (ornop/NGO) serta para pengusaha dan Chief Executive Officer (CEO).
Sementara itu terkait IEU CEPA, perundingan demi perundingan sudah dilakukan antara Indonesia dan para mitra dagang dari negara-negara Uni Eropa, bahkan sudah mencapai belasan kali perundingan.
Perundingan ini bertujuan untuk meningkatkan perdagangan dan investasi, serta membangun kemakmuran bersama.