Purwodadi, mediaperkebunan.id – Salah satu badan usaha milik negara (BUMN) terkemuka, Perusahaan Umum (Perum) Perhutanan Indonesia (Perhutani), mampu menghasilkan lebih dari 80 ton tebu per hektar (Ha) dari hasil panen di kebun seluas. 17,1 Ha.
Pencapaian yang gemilang tersebut, seperti keterangan resmi pihak Perhutani yang dikutip Mediaperkebunan.id, Jumat (4/7/2025), bisa dilakukan berkat pelaksanaan program Agroforestri Tebu Mandiri (ATM).
“Program ATM itu dilaksanakan oleh Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwodadi melalui Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bandung,” ungkap Administratur KPH Purwodadi, Untoro Tri Kurniawan.
Kata dia, adapun panen yang dilakukan a di adalah panen yang terakhir dari program ATM tersebut dengan hasil yang menggembirakan, yaitu dari total rencana luas tanam sebesar 17,1 Ha yang tersebar di 4 petak.
“Yakni petak 62F-1 dan 62F-2 (9,3 Ha), petak 47D (4,0 Ha), dan petak 49B (3,9 Ha), berhasil dibukukan produktivitas hasil panen atau protas sebesar 81,43 ton per Ha,” kata Untoro Tri Kurniawan lagi.
Padahal, sambung Untoro Tri Kurniawan, rencana estimasi produksi untuk panen tebu yang ke-2 di tahun 2025 ini sebelumnya ditargetkan hanya sebesar 1.112,15 ton.
Namun, tutur Untoro Tri Kurniawan, realisasinya justru melampaui ekspektasi hingga mencapai 1.386,70 ton atau ini setara dengan 125 persen dari target yang telah ditetapkan.
Dirinya sangat yakin kalau semua pencapaian ini menjadi indikator keberhasilan dari kebijakan pengelolaan hutan yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan melalui sistem agroforestri.
Administratur KPH Purwodadi, Untoro Tri Kurniawan, mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian tersebut dan menilai . produktivitas mencapai 81,43 ton per Ha ini merupakan bukti adanya sinergi yang sangat erat di antara para pemangku kepentingan terkait.
“Terutama antara Perum Perhutani dengan masyarakat di sekitar wilayah operasional Perhutani yang bisa menghasilkan kinerja yang produktif dan berkelanjutan,” ucap Untoro Tri Kurniawan.
“Ke depan, program seperti ini akan terus Perhutani dorong untuk memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar hutan sekaligus menjaga fungsi ekologis kawasan hutan,” tuturnya lebih lanjut.
Dia menjelaskan, program Agroforestri Tebu Mandiri di wilayah BKPH Bandung merupakan wujud inovasi pemanfaatan lahan kawasan hutan yang tetap menjaga kelestarian.
Dalam skema ini, sambung Untoro Tri Kurniawan lagi, masyarakat difasilitasi untuk menanam tebu dengan pengawasan dan pendampingan dari Perhutani, serta tetap menjaga prinsip kelestarian hutan.
Secara terpisah, Kepala Dusun (Kasus) Sumber Agung, Maryadi, menyatakan bahwa program ini telah membawa dampak positif yang nyata bagi warganya.
“Warga kami sangat terbantu. Sebelumnya banyak yang harus merantau bekerja ke luar kota, tapi sejak ada program ATM ini, mereka bisa bekerja di desa sendiri. Pendapatan juga lebih pasti dan bisa dekat dengan keluarga,” ungkap Maryadi.
Senada dengan itu, Sutrisno, salah satu pekerja di lahan ATM, menuturkan bahwa pekerjaan ini sangat berarti bagi penghidupannya.
“Saya sekarang bisa kerja di lahan hutan dekat rumah. Dulu harus kerja bangunan di luar kota, sekarang cukup di sini dan penghasilannya bisa untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Kami juga jadi lebih paham cara bertani yang baik berkat pendampingan dari Perhutani,” katanya.
Panen terakhir ini menjadi catatan positif bagi keberlanjutan program Agroforestri Tebu Mandiri di wilayah KPH Purwodadi.
Selain menghasilkan produksi tinggi, program ini juga memberikan kontribusi nyata terhadap penguatan ekonomi masyarakat, pembukaan lapangan kerja lokal, serta mendukung ketahanan pangan berbasis tanaman tebu.
Perhutani berharap, model pengelolaan hutan dengan pendekatan sosial-ekonomi produktif seperti ATM ini dapat terus dikembangkan dan direplikasi di wilayah-wilayah lain yang memiliki potensi serupa.