2017, 26 Juli
Share berita:

Bupati Merauke dan Bovel Digul serta para pemangku kepentingan meminta agar lembaga swadaya masyarakat (LSM) asing menghentikan kampanye negatif. LSM asing juga diminta tidak menghasut warga dalam usaha perkebunan sawit.

Para pemangku kepentingan industri sawit Merauke dan Boven Digoel menyatukan sikapnya dalam pertemuan di Jakarta, Senin (24/7). Pertemuan tersebut membahas tantangan dan hambatan industri perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Merauke dan Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua.

Hadir dalam pertemuan tersebut yaitu Bupati Merauke Frederikus Gebze, SE, M.Si, Bupati Boven Digoel Benediktus Tambonop, S.STP, H.Hamdhani (Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Nasdem) DR. Nyoto Santoso (Bioref IPB), dan beberapa orang perwakilan masyarakat pemilik hak ulayat di Merauke dan Boven Digoel.

LSM asing (Mighty Earth dari Amerika dan AidEnvironment dari Belanda) yang kerap melakukan kampanye negatif tentang industri kelapa sawit nasional tidak hadir dalam pertemuan. Meski sudah menerima undangan.

Berdasarkan dari hasil penelusuran, LSM Mighty Earth ini merupakan campaign arm ataupun bagian kampanye dari Waxman Strategies, sebuah perusahaan lobby dari Amerika Serikat.

Perwakilan masyarakat yang merupakan para pemilik hak ulayat (tanah adat) tidak terima atas ikut campur tangannya NGO atas urusan tanah adat milik mereka. Pada pertengahan Juli 2017 lalu para pemilik hak ulayat telah melayangkan surat kepada Mighty Environment dan juga AidEnvironment.

Dalam suratnya, mereka menegaskan kedua NGO ini untuk menghentikan campur tangan di tanah hak ulayat masyarakat karena yang merasakan dampaknya adalah masyarakat sendiri, bukan dari pihak luar. Selain itu, masyarakat juga meminta NGO untuk memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk membuka lahan menjadi kebun masyarakat sebagai usaha meningkatkan ekonomi masyarakat. (YR)

Baca Juga:  Tiga Negara Produsen Karet Komitmen Menghentikan Ekspor