PDB perkebunan tahun 2015 Rp411,Setiap tahun PDB 411,86 triliun rupiah, yang dihasilkan dari 15 komoditi utama perkebunan darin127 komoditi yang dibina Ditjenbun. Jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai 23,38 juta KK dibidang budidaya saja sedang ketergantungan bidang lain mencapai 100 juta KK. Dari 100 juta KK ini maka setengah penduduk Indonesia hidupnya tergantung pada perkebunan. Dirjen Perkebunan, Bambang, menyatakan hal ini pada Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan 2017 di Kupang, NTT.
Padahal dengan uang yang dihasilkan sebesar itu, hampir semua komoditas masih jauh dari potensi produksinya. Contohnya kelapa, rata-rata produktivitas nasional 1,1 ton/ha, padahal potensi produksinya 3,5 ton/ha. Petani kelapa di NTT hanya 700 kg/tahun , maka potensi kehilangannya masih sangat besar.
NTP (Nilai Tukar Petani) perkebunan menurut data Badan Pusat Statistik Agustus 2016 98,01,Septermber 98,14 dan Oktober 98,64. “Ini artinya petani perkebunan masih rugi. Petani perkebunan NTT NTP Agustus 96,32, September 96,72 dan Oktober 97,84. Karena itu bila perkebunan dengan serius dibangun di NTT bisa meningkatkan perekonomian sampai 200%,”katanya.
NTT setiap tahun menghasilkan pendapatan dari 10 komoditi Rp2,5 triliun. Dengan produktivitas yang rendah potensi kehilangan hasil di NTT mencapai Rp3,5 triliun. Kelapa menghasilkan Rp377 miliar dan potensi kehilangan hasilnya Rp1,4 triliun. Karena itu perkebunan harus dikelola dengan baik supaya potensi kehilangan hasilnya bisa ditekan.
Tahun ini Kementerian Pertanian mendapat anggaran Rp22 triliun padahal ada tugas besar mencapai swasembada padi, jagung dan kedelai. Anggaran sebesar itu tidak cukup, bahkan Rp50 triliun saja tidak cukup. Karena itu tahun 2017 anggaran Ditjenbun hanya Rp490,963 miliar dan alokasi anggaran untuk perkebunan di NTT Rp8,955 miliar yang diantaranya digunakan untuk peremajaan kelapa, intensifikasi kopi Arabika dan lain-lain.