
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) , Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pertanian, memiliki mandat untuk meneliti dan mengembangkan tanaman perkebunan yang telah terbukti cukup membantu dalam menghasilkan devisa negara. Fadjri Djufry, Kepala Puslitbangbun menyatakan hal ini pada Perkebunan News.com
Masih banyak lahan-lahan subur di luar Jawa yang dapat digunakan untuk pengembangan tanaman perkebunan, selain itu setiap komoditi memerlukan syarat tumbuh masing-masing sehingga masih tersedia cukup lahan untuk pengembangannya.
Sebagai contoh tanaman kakao banyak diusahakan di luar Jawa yang lahannya masih sangat luas. Tanaman aren yang sebagai salah satu tanaman sumber gula, habitatnya di lereng-lereng gunung yang tidak ditanami tanaman pangan. Sagu sebagai salah satu tanaman sumber kaborhidrat memiliki habitat di lahan rawa/gambut.
Indonesia memiliki lahan suboptimal yang sangat luas yang dapat dikelola dengan memanfaatkan teknologi terkini. Puslitbangbun mendapat tantangan dan ide-ide baru untuk mengembangkan komoditinya sesuai habitat tanaman dan lahan yang tersedia , yang justru mendorong peneliti untuk menghasilkan teknologi baru.
Penelitian dan pengembangan perkebunan berbasis lahan suboptimal meliputi perakitan varietas unggul toleran cekaman iklim (kekeringan, curah hujan tinggi) dan cekaman lingkungan (salinitas, gambut).