Semarang, Mediaperkebunan.id
Salah satu komponen utama dalam industri batik adalah malam. Malam yang selama ini digunakan bahan bakunya adalah paraffin yang berasal dari minyak bumi. Penggantian paraffin berbasis minyak bumi dengan bahan yang bersumber dari produk terbarukan sangat penting mengingat keberlangsungan produksi batik membutuhkan penyediaan sumber daya yang lestari dan sebisa mungkin terbarukan dan lokal.
Pemakaian bahan dari sumber daya tak terbarukan dapat mengancam keberlanjutan warisan budaya tersebut. Oleh karenanya paraffin dari sumber minyak bumi perlu dicari penggantinya dari sumber daya lain yang berkelanjutan dan berasal dari dalam negeri.
Salah satu potensi yang dapat menjadi sumber bahan pengganti parafine minyak bumi adalah minyak sawit. Minyak sawit memiliki fraksi padat stearin yang saat ini umumnya dipisahkan dalam industri refinery – fraksinasi, yang berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku untuk produk pengganti paraffin. Namun lemak padat sawit tersebut masih memerlukan berbagai tahapan proses modifikasi struktur molekulnya untuk dapat kompatibel dengan komponen-komponen penyusun formula malam batik lainnya sehingga diperoleh karakteristik formula malam batik yang tepat.
BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) sudah melakukan riset dan hasilnya adalah malam batik yang berasal dari sawit dinamakan Bio-Paraffin Substitue (Bio-Pas). Selanjutnya melalui riset dan pengujian bersama dengan BBKB (Balai Besar Kerajinan dan Batik) diformulasi menjadi malam batik.
Produk Malam batik dengan menggunakan Bio-PAS pada proses pembatikan menunjukkan mampu menjadi perintang warna yang bagus; tidak terdapat rembesan warna yang masuk ( di tapak canting); hasil pewarnaan dihasilkan tajam dan cerah. (karena tahan terhadap larutan alkali dan asam akibat zat pewarna sintesis).
Keberhasilan formulasi tersebut akan memberi peluang bagi kemandirian dan jaminan penyediaan bahan bagi industri ini secara jangka panjang berbasis bahan terbarukan yang tersedia di dalam negeri. Salah satu keunggulan produk ini tidak hanya menggantikan parafine basis minyak bumi tapi juga bisa mengurangi beberapa komponen dalam pembuatan malam yang diharapkan bisa mengurangi harga malam batik.
Untuk mendorong pemanfaatan hasil riset khususnya dalam pemanfaatan minyak sawit sebagai bahan industri khususnya industri batik, BPDPKS bekerjasama dengan BPPT dan BBKB melakukan sosialisasi produk formulasi lilin batik kepada para pelaku industri batik di sentra-sentra batik di Indonesia, khususnya di Semarang. Produk ini diharapkan dapat diterima pasar.
Sasaran atau harapan kedepan dengan diterimanya produk tersebut oleh pasar yaitu Penciptaan konsumen baru bagi minyak sawit pada sektor yang belum tersentuh, sehingga meningkatkan konsumsi minyak sawit. ; Membuka peluang penciptaan wirausaha baru dan lapangan kerja di bidang industri pembuatan malam batik pada skala pabrikasi, serta makin dikenalnya produk malam batik berbasis sawit.
Acara ini diikuti oleh 40 peserta dari berbagai UKM dan atau kelompok batik tidak hanya yang ada di Semarang namun juga daerah lain di di Jawa Tengah, seperti Salatiga, Pekalongan, Rembang, Kudus, Grobogan, Pati, Temanggung, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap.