Jakarta, mediaperkebunan.id – Kakao dan mete menjadi dua komoditas yang masuk dalam rencana pengembangan dan hilirisasi komoditas strategis perkebunan Indonesia tahun 2025-2027 karena potensinya yang luar biasa.
Daripada diekspor mentah, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melihat potensi luar biasa jika kakao dan mete dilakukan proses hilirisasi terlebih dahulu sebelum diekspor.
Melansir dari Trading Economics, saat ini harga kakao dunia kembali melemah yaitu anjlok ke level USD 6.950 (sekitar Rp116 ribu) per ton yaitu terendah sejak 9 September 2025. Sejalan dengan ini, Mentan dalam Rapat Koordinasi Percepatan Hilirisasi bersama kepala daerah juga memproyeksikan bahwa harga kakao dan mete Indonesia yang diekspor mentah hanya berkisar harga Rp. 26.000/Kg.
Turunnya harga kakao ini memberikan peluang bagi sebagian pelaku industri pengolahan cokelat dan makanan manis. Sejalan dengan program hilirisasi Presiden, kakao dan mete masuk dalam program pengembangan komoditas utama untuk dua tahun ke depan.
Menurut Mentan, nilai ekspor kakao dan mete setelah hilirisasi menjadi cokelat bisa mencapai 38 kali lipat. “Cokelat di Changi Singapura kakao-nya dari Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur, harganya hanya Rp. 26.000 per Kg, Setelah dilakukan hilirisasi jadi Rp1 Juta. Changi bisa ambil 38 kali lipat,” kata Mentan.

Melihat potensi tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menargetkan penanaman kakao dan mete untuk menghasilkan produk hilir. Untuk kakao, Kementan menargetkan 248.500 Ha dengan total anggaran tanam dan benih senilai Rp3,47 triliun dan prediksi hasil 248.500 ton.
Kemudian, untuk tanam mete Kementan menargetkan 50.000 Ha dan total anggaran tanam serta benih senilai Rp540 juta rupiah dengan prediksi hasil 100.000 ton.
“Intinya, jangan biarkan komoditas pertanian kita ke luar negeri tanpa melalui prosesi, Indonesia pasti kuat karena kita punya keunggulan khatulistiwa yang dikasi Tuhan,” ujar Mentan.
Mahalnya cokelat saat ini pun dirasakan oleh para pedagang roti di Canada. Melansir dari CBC News, harga cokelat naik jadi USD 90 jadi USD 130, sampai USD 190 (sekitar Rp3 Juta Rupiah) untuk 3 Kg di tahun ini. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan iklim ekstrem di negara pasokan kakao terbesar dunia, Afrika Barat.
Melihat peluang yang ada, dengan mengandalkan hilirisasi bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi negara cokelat mete yang diandalkan pasar dunia.

