Jakarta, Mediaperkebunan.id
Pembangunan logistik benih merupakan bagian dari upaya peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing perkebunan. Kegiatan meliputi pembangunan nursery modern di BBPPTP Ambon, Medan dan Surabaya, pembangunan kebun sumber benih dan desa mandiri benih. Saleh Mokhtar, Direktur Perbenihan, Ditjenbun menyatakan hal ini.
Pembangunan logistik benih harus dilakukan sebab selama ini benih banyak diproduksi di luar kawasan pengembangan. Akibatnya untuk mengirim benih dari tempat produksi ke kawasan pengembangan, biaya angkut menjadi lebih mahal, perlu waktu lama dan risiko benih rusak.
Dengan kondisi seperti ini maka masyarakat sulit mendapatkan benih bermutu. Akibatnya tingkat adopsi Good Agricultural Practises/standar kultur teknis budidaya menjadi rendah.
Dengan pembangunan logistik benih diharapkan benih diproduksi pada atau sekitar kawasan pengembangan perkebunan. Biaya pengiriman dan risiko benih rusak rendah. Rencana sampai tahun 2024 akan dibangun 150 nursery dan kebun sumber benih modern untuk karet, kopi, kakao, kelapa, pala, lada, cengkeh, tebu, mete.
Penggunaan benih bermutu semakin meningkat. Benih bermutu harus diikuti oleh GAP sehingga produksi optimal, penggunaan benih bermutu meningkatkan adopsi varietas/klon unggul.
Dengan Logistik Benih dibangun sistem perbenihan tanaman perkebunan progresif, mandiri dan berkelanjutan. Lewat administrasi, fasilitasi, pembiayaan maka benih sumber litbang pemerintah, benih sumber mandiri dan benih sumber litbang non pemerintah diperbanyak di pusat perbenihan dan produsen benih swasta. Benih-benih ini dperbanyak menjadi benih siap salur di kawasan mandiri benih untuk memenuhi kebutuhan pekebun.