2023, 24 Januari
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.id

Dirjen Perkebunan Andi Nur Alam Syah pada Rapat Dengan Pendapat dengan Komisi IV DPR, Selasa, menyatakan  logistik benih kopi dan kelapa menjadi prioritas untuk tahun 2023. Kopi dengan luas total 1,279 juta ha saat ini tanaman belum menghasilkan 196.000 ha, salah satunya berkat peremajaan yang dilakukan selama ini.

Sedang tanaman menghasilkan 962.799 ha dan tanaman tua/rusak 120.758 ha. Dengan tanaman tua/rusak seluas ini maka kebutuhan benih mencapai 120 juta batang. Anggaran pengembangan kawasan kopi tahun ini Rp40,41 miliar turun dibanding tahun 2022 Rp88,87 miliar.

Strategi Ditjen Perkebunan menghadapi keterbatasan anggaran ini adalah dengan membangun logistik benih perkebunan di 34 lokasi, dengan prioritas benih kopi dan kelapa. Selain itu diluar APBN dengan pembangun partisipasif yang didanai oleh swasta. Ditjenbun juga mengkoordinir penangkar mandiri untuk pembelian benih menggunakan APBD.

 Pembangunan partisipatif ini  diharapkan  dapat membantu peremajaan. Saat ini yang berjalan adalah membangun kebun kelapa Pandan Wangi oleh PT Samudera Agro di Langkat, Sumut sedang di Siak , Riau.perusahaan yang sama dengan nama Oasis Coco Indonesia membangun kebun kelapa pandan wangi seluas 4.850 ha. Pembangunan di Siak akan mulai tahun ini sedang Siak sudah berproduksi. Mereka kelapanya adalah Pandan Manis untuk membedakan dengan padan wangi lainnya.

Sedang luas kelapa 3,35 juta ha , tanaman tua rusak 438.000 ha. Dengan tanaman tua rusak  sebesar ini maka kebutuhan benih 46 juta batang. Ditjenbun bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Jawa Tengah membangun nursery kelapa modern  yang kapasitasnya naik dari 1 juta batang jadi 2 juta batang. Dengan tambahan 10 ha maka tahun ini ditingkatkan jadi 5 juta batang.

Baca Juga:  Kemitraan Dorong Produktivitas Gula Nasional

Ada 3 jenis varietas yang dikembangkan yaitu kepala dalam untuk pesisir Jawa dan Sumatera, Genjah Kuning Bali untuk industri gula merah/semut dan Pandan Wangi untuk ditanam di daerah pariwisata pantai di Jawa.

Tahun ini target produksi kopi 810.000 ton, kelapa 2,99 juta ton, kakao 780,000 ton  dan tebu 37,5 juta ton. Program utama tahun 2023 adalah korporasi Perkebunan Rakyat Rumah Tangga; Produksi benih 15 juta batang dan pengembangan kawasan kopi, kelapa, Jambu mete, kakao dan pinang; program hilirisasi pinang ekspor; pengembangan sagu berbasis korporasi petani; percepatan swasembada gula konsumsi, pengembangan gula non tebu yaitu stevia, aren dan kelapa.

Ketua Komisi IV Sudin minta kelapa dalam bukan hanya untuk pesisir Jawa dan Lampung saja tetapi seluruh Indonesia terutaa sentra kelapa seperti Sulsel, Sulteng, Malut dan lain-lain. Kelapa dalam sudah hampir  punah karena pohonnya sudah  banyak yang renta.

Sedang pembangunan kebun kelapa pandan wangi sebaiknya  di Jawa sebab pasar yang paling besar ada di pulau ini. Kalau dibangun besar-besaran di Jawa harganya bisa lebih murah karena ongkos angkutnya rendah, Membawa kelapa pandan wangi dari Riau ke Jawa ongkos angkutnya tinggi.

Untuk pembangunan 34 nursery di daerah Sudin minta kepala daerah membuat surat pernyataan bahwa mereka akan menganggarkan pemeliharaan menggunakan APBD. Kalau tidak mau membuat surat pernyataan jangan dibangun di daerah itu. Sudin minta hal ini supaya nursery modern yang dibangun menggunakan APBN mangkrak karena daerah tidak mau menggunakan dana APBD ketika nursery ini diserahkan ke pemda.