Jakarta, mediaperkebunan.id – Sebanyak 578 peserta yang berasal dari Indonesia dan Malaysia memadati arena even berskala multinasional Hai Sawit Simposium (HASI) 2025 yang secara resmi dibuka pada hari Rabu (7/5/2025).
Kegiatan yang melibatkan 30 perusahaan eksibitor dan lebih 20 pembicara ini bisa berlangsung berkat kolaborasi yang apik antara Hai Sawit Indonesia dan Himpunan Profesional Kelapa Sawit Indonesia (HIPKASI).
Banyak sekali pihak yang begitu antusias hadir di acara tersebut, seperti Ketua Umum HIPKASI, Ir HM Syarif Rafinda MM, utusan dari berbagai asosiasi kelapa sawit di Indonesia dan dari Federal Land Development Authority (FELDA) yang merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di Malaysia, serta lainnya
Kepala Pusat Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP), Dr Kuntoro Boga Andri SP MAgr PhD, tampil mewakili Menteri Pertanian (Mentan) Dr Ir H Andi Amran Sulaiman MP.
Dalam acara bertema “Symposium on Mechanization, Digitalization and Technology of the Palm Oil Industry in Indonesia and Malaysia” itu, Mentan dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kuntoro Boga Andri memberikan sejumlah pengarahan yang mencerahkan
Menteri Pertanian menekankan pentingnya inovasi dan sinergi lintas negara dalam menghadapi tantangan industri sawit seperti perubahan iklim, penyakit tanaman, serta peningkatan efisiensi produksi.
“Simposium ini mencerminkan komitmen kita membangun masa depan industri sawit yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan,” ucap Mentan Andi Amran Sulaiman secara tertulis
“Mekanisasi dan digitalisasi berbasis kecerdasan buatan adalah langkah strategis menuju transformasi perkebunan yang modern,” tegas pria yang juga pernah menjadi Menteri Pertanian di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ketua Umum HIPKASI, HM Syarif Rafinda MM mengapresiasi berbagai dukungan berbagai pihak terhadap penyelenggaraan HASI 2025,
“Kegiatan HASI 2025 ini bukan hanya tentang peningkatan produktivitas, tetapi juga tentang transformasi industri melalui penerapan teknologi, efisiensi proses, dan kolaborasi regional yang berkelanjutan,” ucap Syarif Rafinda.
Pemimpin Umum Hai Sawit Indonesia sekaligus Ketua Pelaksana HASI 2025, M Gema Aliza Putra, menyampaikan rasa syukur dan komitmennya untuk terus menjadikan HASI sebagai ajang inspiratif yang berdampak nyata bagi pelaku industri sawit.
“Acara ini dihadiri oleh sebanyak 578 peserta yang teregister dari Indonesia dan Malaysia, yang menunjukkan tingginya minat dan komitmen para profesional sawit, akademisi, dan pemangku kepentingan dalam mengembangkan industri kelapa sawit yang berkelanjutan,” kata Gema Aliza Putra.
Pihaknya berharap melalui kegiatan HASI 2025 ini, semua pihak dapat memperluas jejaring, memperdalam pemahaman, dan memupuk kolaborasi yang produktif.
“Mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk bertukar pengalaman, memperkuat sinergi, dan mencari solusi inovatif bagi tantangan industri sawit ke depan,” ujar Gemar Aliza Putra.
Sebagai informasi tambahan, Program HASI 2025 meliputi kegiatan seminar, simposium dan juga pameran, menghadirkan pembicara ahli dari praktisi industri kelapa sawit dan pakar teknologi.
Mereka membahas topik penting di bidang teknologi mekanisasi dan digitalisasi, baik yang telah diterapkan di Indonesia maupun di Malaysia.
Diketahui bahwa 30 perusahaan eksiibitor dari Indonesia dan Malaysia menampilkan teknologi terkini, mulai dari alat berat, drone monitoring, sistem pemupukan presisi, hingga riset benih unggul dan agrobioteknologi dalam acara itu.