Rangkasbitung, mediaperkebunan.id – Secara umum, perkebunan kelapa sawit milik masyarakat di Provinsi Banten kebanyakan berada di dua kabupaten, yaitu Lebak dan Pandeglang.
Namun sayangnya, masyarakat di Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang belum menyadari atau belum mampu melihat potensi keuntungan dari banyaknya limbah atau biomassa yang dihasilkan perkebunan kelapa sawit.
Karena itu menurut Rahmat selaku Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, dibutuhkan dorongan dan implementasi nyata bagi masyarakat sekitar kebun sawit untuk dapat menghasilkan produk dari limbah sawit.
Hal tersebut diungkapkan Rahmat secara daring saat menyampaikan kata sambutan dalam kunjungan pihak Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dan Politeknik LPP Yogyakarta beberapa waktu yang lalu.Kegiatan itu, seperti dikutip mediaperkebunan.id dari laman resmi BPDP, Sabtu (15/2/2025), digelar sebagai rangkaian kegiatan pencarian duta usaha kecil, mikro, dan koperasi (UKMK) sawit bagi mahasiswa Yogyakarta di Balai Latihan Kerja (BLK) LPP Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mulai 9-14 Februari 2025. Perlu diketahui bahwa kegiatan itu diikuti 30 peserta mahasiswa, yang terdiri dari 16 laki-laki dan 14 perempuan, dari berbagai perguruan tinggi Yogyakarta yang terseleksi. Pihak BPDP berharap para peserta yang merupakan generasi-Z atau Genzi diharapkan dapat berperan dalam mengkampanyekan kebaikan sawit dan produk UKMK sawit.
Selama kegiatan para peserta akan mendapatkan materi tentang kedisiplinan, pengembangan karakter, pengetahuan umum industri sawit dan UKMK sawit serta pengetahuan umum terkait tugas sebagai calon duta UKMK sawit.
Kembali ke Rahmat selaku Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, menyebutkan Lebak dan Pandeglang masih memiliki perkebunan kelapa sawit.Namun, sambungnya lagi, masyarakat di sekitarnya kurang antusias terhadap pemanfaatan limbah sawit sebagai produk UMKM.
“Dengan demikian situasi ini dapat dijadikan peluang bagi para mahasiswa (peserta Duta UMKM yang diselenggarakan oleh BPDP – red) untuk dapat mengembangkan produk-produk kerajinan yang lebih berinovasi sehingga dapat memiliki tambahan nilai ekonomi,” beber Rahmat.
Sementara itu Imam Suangsa sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi dan UKM menambahkan perlunya mahasiswa berkolaborasi dengan masyarakat dalam mengembangkan produk-produk berbahan sawit. “Masyarakat umum perlu pendampingan dan kolaborasi dengan mahasiswa dan semua pihak agar dapat menghasilkan inovasi produk baru berbahan sawit,” tutur Imam Suangsa lebih lanjut.
Sementara itu Kepala Divisi UKMK BPDP, Helmi Muhansyah, menyampaikan bahwa kampanye kebaikan sawit dan produk UKMK akan lebih cepat apabila semua stakeholder terlibat.
Terutama, kata dia, bagi para mahasiswa sebagai generasi-Z yang memiliki akses dan ruang yang sangat luas dalam mengkampanyekan dan mengedukasi kebaikan-kebaikan sawit.
“Calon duta UKMK sawit tentu harus dapat berpartisipasi dalam mengampanyekan kebaikan sawit, serta dapat ikut berperan aktif dalam mendorong munculnya produk-produk berbahan sawit melalui UKMK,“ ujar Helmi Muhansyah.
Di sisi lainnya, Wakil Direktur I Politeknik LPP Yogyakarta, Ratna Sri Harjanti, bilang pentingnya mahasiswa, terutama mahasiswa berlatar belakang perkebunan, pertanian, dan agroteknologi, untuk mengetahui manfaat sawit atau limbah sawit sebagai produk. “Ajang ini diharapkan akan dapat memberikan pengetahuan lebih mengenai produk hilir sawit termasuk pembuatan produk UKMK berbahan sawit dan limbah sawit,” kata Ratna Sri Harjanti.
Sebagai informasi, dalam ajang pencarian Duta UMKM ini, peserta yang lolos karantina juga bersemangat dalam mengikuti rangkaian kegiatan ini. Salah satu peserta menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat menyenangkan, karena bisa bertemu kawan baru, narasumber dan pelatih yang menyenangkan.
Mereka pun bisa mendapatkan tambahan pengetahuan tentang kelapa sawit, produk-produk berbahan sawit, serta dapat mengembangkan karakter dan kedisiplinan yang harus dimiliki oleh calon duta UKMK sawit.
“Terimakasih sekali kepada BPDP dan Politeknik LPP yang telah mengadakan kegiatan ini semoga kegiatan ini dapat dilaksanakan setiap tahunnya dalam rangka mendukung sawit berkelanjutan terutama untuk mengembangkan produk berbahan sawit, “ ujar salah satu peserta.