2024, 20 Oktober
Share berita:

Kuala Lumpur, mediaperkebunan.id – Selama bertahun-tahun, negeri jiran sekaligus kompetitor Indonesia di sektor perkelapasawitan, Malaysia, selalu di hantui kekurangan tenaga kerja, termasuk dari para generasi muda, untuk bekerja di sektor perkebunan.

Karena itu Malaysia selalu mendatangkan para pekerja dari Indonesia, India, dan Bangladesh, untuk bekerja di berbagai bidang di sektor industri perkebunan kelapa sawit.

Tetapi Malaysia, melalui Kementerian Perladangan dan Komoditi (KPK), tetap berupaya menumbuhkan minat generasi muda mereka untuk masuk ke sektor perkebunan, termasuk dengan melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait.

Bertempat di Sime Darby Convention Centre, Kuala Lumpur, Senin (9/12/2024), Timbalan Ketua Setiausaha atau Wakil Sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Perencanaan dan Management Strategis (Perancangan Strategik dan Pengurusan) KPK, Yang Berbahagia (YBhg) Dato’ Abdul Hadi Omar, menyaksikan sebuah perjanjian yang di lakukan pihak-pihak terkait.

Di gedung tersebut, seperti di kutip Media Perkebunan dari media sosial (medsos) resmi milik KPK Malaysia, Abdul Hadi Omar menghadiri Upacara Minum Teh Tinggi untuk Program Jaminan Karir atau atau Majlis Hi-Tea Program Jaminan Kerjaya Empowering De’Tea Logue.

Di acara itu di lakukan perjanjian antara Institut Perladangan dan Komoditi Malaysia (IMPAC) dan YP Advanced Skills untuk membangun kerjasama pelaksanaan Proyek Rintisan Teknologi Perkebunan Khusus Pemanenan atau Projek Rintis Plantation Technician (Harvesting Specialist).

Perjanjian kerjasama yang di saksikan oleh Abdul Hadi Omar tersebut di tandatangani oleh Ketua Eksekutif IMPAC, Yang Berusaha (YBrs) Puan Nazatul Niza Nordin dan Pengurus Besar YP Advanced Skills, YBrs. Puan Nor Liza Abd Mubin.

Pertukaran dokumen tersebut di saksikan oleh Menteri Besar Pahang, Yang Amat Berhormat (YAB) Dato’ Sri Diraja Haji Wan Rosdy Wan Ismail, serta YBhg. Dato’ Abdul Hadi Omar.

Baca Juga:  ADA KUR, PETANI TIDAK PERLU LAGI KE PENGIJON/RENTENIR

Tujuan utama proyek tersebut adalah untuk menjadi wadah pelatihan memanen tandan buah segar (TBS) atau buah sawit bagi para generasi muda Malaysia yang tinggal di berbagai lokasi perkebunan setempat melalui pendekatan mekanisasi.