Bangka Belitung termasuk provinsi yang perekonomianya tergantung pada perkebunan. Pada daerah-daerah seperti ini seharusnya dinas perkebunan tetap berdiri tidak bergabung dengan dinas lain. Karena itu kepada bupati-bupati yang ekonominya sangat tergantung pada perkebunan, Dirjen Perkebunan, Bambang, minta supaya dinas perkebunan tetap berdiri. Hal ini disampaikan Dirjenbun pada rakortas provinsi dan kab se Bangka Belitung.
Di Bangka Belitung komoditas perkebunan yang luar biasa adalah lada. Harga lada saat ini mencapai Rp175.000/kg padahal dengan harga Rp25.000/kg saja petani sudah untung. Naik berapapun pemerintah tidak akan akan ikut campur semuanya diserahkan pada mekanisme pasar.
Luas lada di Bangka Belitung mencapai 48.408 ha dengan produksi 31.896 ton dan produktivitas 1,27 kg/ha. Lada Babel merupakan yang paling luas di seluruh Indonesia. Lada babel merupakan kekuatan nasional sehingga seharusnya laboratorium lada, kebun plasma nutfah lada dibangun disini. Di kabupaten sentra lada saat ini punya lada 2 ha sudah lebih sejahtera ketimbang komoditas lain.
Muhammad Anas, Direktur Perbenihan, menyatakan harus dikembangkan sistim indusrti benih lada. Babel bisa menjadi penyedia benih lada seluruh bagi seluruh Indonesia. Untuk lahirkan varietas baru perlu administrasi pelepasan varietas. Pelepasan varietas unggul 60% merupakan urusan administrasi dan 40% urusan benihnya.
Ditjenbun sudah mengalokasikan 4 ha untuk perbenihan lada di Babel dan diharapkan bisa diserap dengan baik. Kebun induk seluas 48 ha harus digunakan supaya distribusi benih unggul merata. Banguan UPTD benih dan SDMnya sehingga tidak ada benih palsu. Saat ini produktivitas rata-rata petani Babel adalah 1,27 ton/ha sedang potensialnya 1,5 ton/ha.
Agus Wahyudi, Direktur Tanaman Semusim dan Rempah menyatakan perluasan lada di Babel berjalan lambat meskipun harganya sedang tinggi. Kendalanya adalah penggunaan tiang panjat yang mencapai 2500 batang dengan harga Rp20.000 – 25.000/batang sehingga investasi tiang panjat saja mencapai Rp50 juta. Karena itu perlu digunakan tiang panjat hidup dengan harga Rp5000/kg maka akan sangat menghemat sekali.
Demikian juga untuk benih. Selama ini masyarakat menggunakan benih stek 7 ruas dengan harga Rp5000-7.000/batang. Kalau menggunakan benih stek 1 ruas harganya Rp2000/batang sudah cukup menghemat.
Kepala Dinas Pertanian Bangka Belitung Toni H.A Batubara yang menbacakan sambutan Gubernur Bangka Belitung menyatakan 70% ekonomi Babel ditentukan oleh perkebunan. Saat ini perlu upaya keras meningkatkan produksi lada. Lada putih bangka sudah masuk indikasi geografis dengan nama white muntok peper.