Bogor, mediaperkebunan.id – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bekerja sama dengan Roemah Kelapa Indonesia dan IPB University menyelenggarakan seminar “Penguatan Ketahanan Sektor Kelapa: Inovasi Kebijakan dan Praktik Terbaik dalam Kultur Jaringan.” Forum strategis ini mempertemukan para pakar, pembuat kebijakan, akademisi, dan pemangku kepentingan dari dalam dan luar negeri untuk merumuskan masa depan berkelanjutan bagi sektor kelapa Indonesia.
Dibuka oleh Duta Besar Semuel Samson dan Prof. Anas Fauzi (Kepala Lembaga Riset Internasional Bidang Teknologi Maju IPB), hampir 100 peserta pertemuan baik luring dan daring mendengarkan pemantik diskusi oleh Jelfina Alouw (Direktur Jenderal International Coconut Community), Haigan Murray (Founder Coconut Knowledge Center), dan Dr. Diny Dinarti, (Peneliti Kelapa IPB) dan berbagai pelaku industri kelapa, menyoroti pentingnya revitalisasi sektor kelapa Indonesia yang tengah menghadapi berbagai tantangan, terutama menyoroti kurangnya jumlah bibit kelapa dibandingkan jumlah pohon kelapa yang perlu peremajaan.
“Kami bangga IPB University dapat memfasilitasi kegiatan ini dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam mendorong bangkitnya industri kelapa nasional,” jelas Prof. Anas. Dubes Semuel menyerukan seluruh stakeholders untuk bersinergi. “Seminar ini mencerminkan keseriusan semua pemangku kepentingan dalam mendukung implementasi Peta Jalan Hilirisasi Kelapa Indonesia 2025-2045 dan mengamankan ketahanan sektor kelapa,” ujarnya.
Ketiga pembicara pemantik diskusi kemudian menyampaikan bahwa kultur jaringan dapat meningkatkan produksi kelapa secara nasional dan menjawab permintaan global yang terus meningkat dengan memfasilitasi produksi yang “true to type”. Di sesi yang sama juga disampaikan pentingnya diplomasi dalam global benchmarking untuk meningkatkan kapasitas produksi industri kelapa sebagai implementasi Peta Jalan.
Di sesi diskusi panel pertama, Bayu Dwi Apri Nugroho (Tenaga Ahli Menteri PPN/ Kepala Bappenas) menyampaikan Bappenas telah meluncurkan Peta Jalan Hilirisasi terkait kelapa Indonesia 2025-2045. “Peta Jalan tersebut merupakan panduan bagaimana menjadikan Indonesia sebagai pemimpin global hilirisasi kelapa dengan berbagai strategi, di antaranya melalui penguatan produksi, penyebaran bibit unggul, dan peremajaan kelapa tua,” jelasnya.
Amrizal Idroes (Wakil Ketua Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia) dan Profesor Hengky Novarianto (Peneliti Kelapa Universitas Sam Ratulangi) menyampaikan bahwa Indonesia kekurangan bibit kelapa berkualitas yang disebabkan oleh pendanaan pengembangan bibit yang tinggi serta distribusi bibit yang belum merata. Untuk itu, keduanya menekankan pentingnya peningkatan investasi sektor swasta dalam menjawab tantangan tersebut.
Di sesi panel kedua, Dr. Imron Riyadi (Kepala Pusat Riset Komoditas Kelapa dan Bioteknologi dan Bioindustri, Riset Perkebunan Nusantara), Ir. Jeanette Kumaunang (Peneliti, Badan Riset dan Inovasi Nasional), Dr. Vijitha RMV (Kepala Divisi Kultur Jaringan, Pusat Penelitian Kelapa Sri Lanka), dan Profesor Sisunandar (Peneliti, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) menekankan manfaat teknik kultur jaringan untuk menghasilkan bibit kelapa unggul, bebas penyakit, dan seragam dalam skala besar, yang sangat penting untuk peremajaan dan peningkatan produktivitas.
Di penghujung acara, Ketua Roemah Kelapa Indonesia, Galih Batara Muda, menekankan pentingnya kultur jaringan dan sentra pembibitan modern untuk menghasilkan benih kelapa unggul dengan kapasitas yang cukup. Dengan menghubungkan pemangku kepentingan domestik dan internasional, forum ini membuka jalan bagi kolaborasi, inovasi, dan investasi yang dapat memulihkan kepemimpinan Indonesia di sektor kelapa global. “Peran Kemlu juga perlu didorong dalam diplomasi ketahanan pangan global, promosi potensi kelapa Indonesia, dan pembukaan pasar serta investasi guna membangun ekosistem kelapa yang berdaya saing dan berkelanjutan,” lanjutnya.
Pertemuan juga menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara Roemah Kelapa Indonesia dengan Marmara Indonesia, sebuah perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang perdagangan komoditas ke luar negeri, dalam hal kerja sama pelatihan, pengembangan produk, pengembangan usaha serta pengembangan strategi pemasaran bersama ke pasar internasional.