Bandung, mediaperkebunan.id – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, kopi indonesia, khususnya jenis arabika dari Jawa Barat semakin diminati di pasar internasional karena memiliki cita rasa yang khas. Hal ini menjadi nilai lebih bagi citra kopi kita di pasar internasional sehingga harus kita jaga dan promosikan lebih intensif.
“Ekspor kopi ke Australia sebanyak 16,65kg senilai Rp1,34 miliar ini dapat kita jadikan stimulus kebangkitan pelaku usaha Jawa Barat guna memulihkan ekonomi masyarakat,” ujar Ridwan saat melepas ekspor kopi ke Australia.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Hendy Jatnika menambahkan bahwa siapa yang tidak kenal kopi asal Indonesia? Salahsatunya kopi asal Jawa Barat. Bahkan kopi asal Jawa Barat ini sudah dikenal sajak dahulu kala.
Sehingga dengan adanya ekspor ditengah-tengah pandemi ini bisa menciptakan gairah atau semangat baru bagi pelaku kopi untuk kembali meningkatkan produksi dan perdagangan bebas.
Seperti diketahui ketika adanya pembatasan sosial skala besar (PSBB), perdangangan kopi sempat sedikit melambat. Sehingga dengan adanya ekspor ini bisa menyemangti kembali pelaku kopi nasional termasuk Jawa Barat yang terkenal dengan Java Preanger-nya.
Dalam hal ini, ekspor kopi ke Australia ini adalah tindak lanjut kunjungan misi dagang Pemerintah Provinsi Jawa Barat ke Australia, yang salah satunya juga mempromosikan kopi Jawa Barat.
“Peristiwa ini merupakan momentum penting kembalinya subsektor perkebunan menjadi primadona dan merek dagang perekonomian Jawa Barat. Melalui transformasi dan inovasi teknologi diharapkan komoditias kopi dapat meningkat produktivitas dan kualitasnya,” jelas Hendy.
Berdasarkan data BPS, neraca perdagangan kopi Indonesia pada periode Januari–Juli 2020, baik biji kopi (coffee beans) maupun olahan mengalami surplus sebesar USD 670,03 juta. Capaian tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara eksportir terbesar ke-7 kopi dunia dengan pangsa ekspor sebesar 4,05 persen pada 2019 setelah Brasil (14,02 persen), Jerman (8,74 persen), Vietnam (7,80 persen), Swiss (7,33 persen), Kolumbia (7,13 persen), dan Italia (4,88 persen).
Adapun Jawa Barat memiliki potensi dan peluang peningkatan ekspor kopi. Ekspor kopi Jawa Barat periode Januari-Juli 2020 tercatat sebesar USD 3,26 juta atau meningkat 35,20 persen dibanding periode yang sama tahun 2019 yang tercatat USD 2,41 juta.
Saat ini, Jawa Barat menduduki peringkat ke-8 sebagai provinsi yang memiliki ekspor kopi utama Indonesia dengan pangsa ekspor sebesar 0,44 persen, setelah Provinsi Banten (32,08 persen), Lampung (22,98 persen), Sumatera Utara (22 persen), Jawa Timur (13,01 persen), dan Aceh (7,12 persen). (YIN)