2020, 28 Agustus
Share berita:

JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Di tengah pandemic Covid 19, ekspor kopi terutama arabika Gayo justru meningkat di Amerika Serikat (AS). Setidaknya sekitar 300 ton lebih kopi arabika Gayo yang dipasok telah kuasai pasar AS. Hal ini patut diapresiasi.

Direktur Jenderal Perkebunan, Kementan Pertanian (Kementan) Kasdi Subagyono, mengapresiasi akselerasi ekspor kopi Gayo yang dilakukan Kopepi Ketiara Aceh yang mampu mengekspor kopi gayo sebanyak 300 ton lebih. Apalagi ekspor dilakukan dimasa pandemik Covid 19.

Menurut Kasdi, bagaimana pun pasar Amerika dan Eropa merupakan pasar penting untuk ekspor komoditas perkebunan Indonesia terutama kopi. “Ini patut kita apresiasi,” ujarnya kepada Media Perkebunan belum lama ini.

Hal yang menarik, kata Kasdi, justru ekspor kopi terjadi di pasar Amerika dan Eropa. Karena di tengah pandemic Covid 19, berbagai café hampir semua tertutup, namun masih banyak permintaan kopi untuk tujuan Amerika dan Eropa.

Justru pandemic ini mengubah pola konsumsi sebagian besar masyarakat Amerika dan Eropa dari konsumsi skala café menjadi konsumsi rumahan. “Peluang ini harus tetap kita tangkap, tentunya dengan didukung oleh kelancaran sarana distribusinya terutama memanfaatkan platform online/ ecommerce,” jelas Kasdi.

Kasdi menambahkan, sebagaimana data BPS diolah Ditjen Perkebunan bahwa ekspor kopi Indonesia ke Uni Eropa periode Januari hingga April 2020 sebesar 26,9 ribu ton atau senilai USD 58,9 juta. Dari volume ekspor tersebut 93 persen ekspor kopi Indonesia ke negara Italia, Spanyol, Belgia dan Jerman. Sedangkan ekspor ke Amerika pada periode yang sama sebesar 20,7 ribu ton atau senilai USD 83,8 juta.

Ketua Kopepi Ketiara Rahmah mengatakan, pada bulan Juni-Juli 2020 ekspor kopi arabika dari Dataran Tinggi Gayo (DTG) ke negara tujuan Amerika dan Eropa sekitar 20 container atau 18 -19,2 ton per container) dengan perkiraan nilai ekspor sekitar Rp 1,5 -1.6 miliar per container.

Baca Juga:  Harga Sawit Jambi Menurun

Meski begitu, beberapa negara di kawasan Eropa masih belum membuka kran impor kopi gayo Aceh seperti Inggris dan Prancis. “Ke depan kami terus berkomunikasi dengan buyer-buyer di Eropa untuk dapat mengirimkan kopi gayo tersebut,” ujar Rahmah. (YR)