Jakarta, Mediaperkebunan.id – Eddy Martono, Ketua Umum GAPKI menyatakan kontribusi ekspor minyak sawit terhadap total ekspor Indonesia mengecil dari 15% tahun 2021 jadi 10% tahun 2024 sedang sampai Juni 2025 13%. Produksi cenderung stagnan, tahun 2022 51,248 juta ton, tahun 2023 54,844 juta ton, tahun 2024 52,752 juta ton. Sampai Juni 2025 27.889 juta ton naik dibanding sampai Juni 2024 26,185 juta ton.
Konsumsi dalam negeri terus meningkat , tahun 2022 21,14 juta ton, 2023 23,213 juta ton, 2024 23,859 juta ton. Sampai Juni 2025 12,272 juta ton lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2024 11,48 juta ton. Ekspor cenderung turun tahun 2022 32,024 juta ton dengan nilai USD39,069 miliar, 2023 32,215 juta ton dengan nilai USD30,32 miliar, 2024 29,535 juta ton dengan nilai USD27,755 miliar. Sampai Juni 2025 15,686 juta ton dengan nilai USD17,277 miliar, sedang periode yang sama tahun 2024 12,832 juta ton dengan nilai USD12,832 miliar.
Ekspor tahun 2024 dibanding tahun 2023 umumnya turun kecuali Pakistan dan Rusia. Ekspor ke China turun 31% dari 7,736 juta ton jadi 5,355 juta ton, India turun 19% dari 5,966 juta ton ke 4,83 juta ton, Afrika turun 25% dari 4,244 juta ton ke 3,2 juta ton, EU-27 turun 4% dari 3,484 jut ton ke 3,336 juta ton, Pakistan naik 19% dari 2,258 juta ton ke 3.013 juta ton, Amerika Serikat turun 12% dari 2,512 juta ton ke 2,223 juta ton, Bangladesh turun 25% dari 1,391 juta ton ke 1,046 juta ton, Malaysia turun 26% dari 1,334 juta ton ke 990 ribu ton, Mesir turun 14% dari 976.000 ton ke 840.000 ton, Rusia naik 13% dari 604.000 ton ke 680.000 ton.
Sedang ekspor sampai Juni 2025 pada umumnya naik dibanding Jun 2024 kecuali ke Pakistan, EU dan India. Ekspor ke China 2,548 juta ton naik 0,4%, India 1,812 juta ton turun 28%, Afrika 2,031 juta ton naik 22%, EU-27 1,664 juta ton turun 13%, Pakistan 1,32 juta ton turun 2%, Amerika Serikat 1,127 juta ton naik 1%, Bangladesh 772.000 ton naik 50%, Malaysia 796.000 ton naik 71%, Mesir 561.000 ton naik 34%, Rusia 385.000 ton naik 31%.
Konsumi minyak nabati India 2023/2024 adalah 24,92 juta ton sedang produksinya 8,231 juta ton sehingga impor 16,922 juta ton, diantaranya minyak sawit dari Indonesia 4,495 juta ton, sedang total impor minyak sawit India 8,856 juta ton. Konsumsi minyak sawit India 9.824 juta ton sedang produksi 401.000 ton.
Ekspor minyak sawit Indonesia ke India berfluktuasi tahun 2020 5,276 juta ton, 2021 3,578 juta ton, 2022 5,542 juta ton, 2023 5,966 juta ton, tahun 2024 4,83 juta ton. India adalah negara tujuan ekspor minyak sawit Indonesia ke 2 terbesar setelah China. India menerapkan pajak impor 16,5% untuk berbagai minyak nabati mentah baik CPO, Crude Soybean Oil dan Crude Sunflower oil sedang RBDnya dikenakan bea impor 35,75%.
Produksi minyak nabati dunia tahun 2024 230,013 juta ton, 37,94 % atau terbesar dari minyak sawit, 29,24% dari minyak kedelai, 13,84% minyak rapeseed, 10,15% minyak bunga matahari, minyak lain 9,84%. Sumbangan Indonesia terhadap minyak nabati dunia adalah 21,81% sebesar 50 juta ton. Kontributor produksi minyak nabati ke dua adalah China 11,9%, Malaysia 9,41%, Amerika Serikat 7,3%, Brazil 5,68%.
Produksi minyak sawit dunia tahun 2024 87 juta ton, Indonesia menyumbang 57,94%, Malaysia 24,61%, Thailand 4,32%, Kolombia 2,09%, Nigeria 1,97% dan negara-negara lain 9,52%. Ekspor minyak sawit dunia tahun 2024 51 juta ton, dari Indonesia 50,05%, Malaysia 32,27%, Thailand 2,04%, PNG 1,41%, Guatemala 1,2% sisanya negara-negara lain 10,03%. Konsumsi minyak sawit dunia tahun 2024 90 juta ton dan Indonesia konsumen terbesar 27,04%, disusul India 10,83%, China 6,62%, EU 6,12%, Malaysia 5,02% sisanya negara-negara lain.

