Bogor, Mediaperkebunan.id – Konferensi Nasional Minyak Atsiri kembali di gelar hari ini Rabu (02/10/2024) di Bogor dengan menyusung tema “Ekonomi Sirkular untuk Mendukung Keberlanjutan UMKM Minyak Atsiri”. Acara ini di hadiri oleh para pelaku usaha, akademisi, pemerintah, dan komunitas dari seluruh Indonesia.
Pembukaan acara secara simbolis di lakukan dengan pemukulan gong secara bergantian oleh Ketua Pelaksana acara, Dian Adhy Feriyanto; Ketua Dewan Atsiri Indonesia, Dr. Ir. Irdika Mansur; Prof. Dr. Arif Satria, SP. MSi, Rektor IPB; dan Robby Gunawan, CEO PT. Indesso Primatama sebagai tanda di mulainya konferensi.
Turut hadir dalam memberikan keynote speech, Dr. Yulius, MA, Deputi Bidang Usaha Mikro dari Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. Yulius menyampaikan bahwa tema kali ini sangat relevan dengan keberlanjutan UMKM Minyak Atsiri saat ini.
“Ini kegiatan yang sangat baik dengan memanfaatkan sumber daya lokal, karena seperti yang kita lihat banyak negara-negara luar yang memperjualkan produk lokal mereka dan itu dapat mendukung perekonomian mereka, jadi sudah saatnya kita harus mendorong produk kita sendiri” ujar Dr. Yulius saat wawancara doorstop acara Konferensi Nasional Minyak Atsiri, Rabu (02/10/2024).
Konferensi ini menghadirkan berbagai sesi panel dan diskusi yang membahas implementasi ekonomi sirkular dalam rantai produksi minyak atsiri, mulai dari budidaya tanaman penghasil minyak atsiri hingga pengolahan limbah menjadi produk turunan bernilai ekonomi tinggi. Selain itu, beberapa UMKM berprestasi juga di berikan penghargaan atas inovasi mereka dalam menciptakan produk-produk ramah lingkungan.
Rektor IPB, Prof. Dr. Arif Satria, SP. MSi, yang juga hadir memberikan sambutan menekankan pentingnya peran penelitian dan inovasi dalam mengembangkan industri minyak atsiri, khususnya untuk mendukung produksi parfum dalam negeri.
“Bahkan, saya berharap kita berbicara bukan hanya substansi riset dan inovasi, tetapi lebih dari itu, tentang bagaimana industri parfum, yang kita gunakan setiap hari, bisa kita kembangkan tanpa harus mengimpor lagi,” ujar Prof. Arif.
Ia juga menyampaikan harapannya agar Indonesia bisa membangun teaching industry di bidang parfum, yang tidak hanya akan memberikan kontribusi pada pengembangan industri dalam negeri, tetapi juga meningkatkan kemampuan para peneliti di bidang wewangian.
Ketua Dewan Atsiri Indonesia, Dr. Ir. Irdika Mansur pun memberikan pandangannya terkait perkembangan industri minyak atsiri dan tantangan yang dihadapi.
“Dukungan dari pemerintah sudah luar biasa. Sekarang kita perlu bersinergi lebih kuat lagi. Selain dukungan dari pemerintah, kita juga mendapat dukungan dari Kedutaan Belanda melalui CBI, serta Kedutaan Swiss, untuk mendorong UMKM kita mengekspor dengan memenuhi persyaratan yang diperlukan,” ujar Ketua DAI, Dr. Ir. Irdika Mansur.
Dan Ketua Pelaksana Acara KNMA 2024, Dian Adhy Feriyanto menekankan pentingnya menciptakan nilai tambah bagi UMKM melalui inovasi, terutama dalam pemanfaatan limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi minyak atsiri.
“Dengan tema UMKM ini, harapan ke depan adalah para pelaku usaha bisa mendapat hal baru, terutama dalam menciptakan nilai tambah ekonomi. Salah satunya adalah mengolah limbah padat yang menjadi output utama dari proses penyulingan minyak atsiri menjadi produk baru,” ungkapnya.