Jakarta, mediaperkebunan.id – Kinerja investasi yang gemilang di sektor pertanian dan perkebunan atau kerap disebut industri agro, termasuk industri pengolahannya, di tahun 2024 telah mampu membuat pemerintah tersenyum bahagia.
Bahkan, kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam konteks perdagangan internasional, neraca perdagangan industri pertanian dan perkebunan atau agro, termasuk perkebunan kelapa sawit, menunjukkan hasil yang positif.
“Hal ini tercermin dari nilai ekspor industri agro yang mencapai USD 67,08 miliar dengan volume sebesar 67,07 juta ton pada tahun 2024,” ungkap politisi Partai Golongan Karya (Golkar) ini dalam sebuah keterangan resmi yang diperoleh Mediaperkebunan.id, Minggu (30/3/2025).
Perkembangan kinerja yang signifikan ini, nilai Agus Gumiwang Kartasasmita, telah menjadikan industri pertanian dan perkebunan atau industri agro salah satu sektor kunci dalam memperkuat perekonomian nasional. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, Agus Gumiwang Kartasasmita bilang industri agro mampu mencatat performa yang cemerlang.
“Dengan dukungan regulasi yang kondusif dan investasi yang terus mengalir, kami optimis sektor ini akan semakin tumbuh dan berdaya saing di pasar global,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita. Apalagi, ujarnya, Indonesia punya potensi pasar domestik yang sangat besar, yang juga perlu dioptimalkan industri dalam negeri, termasuk bagi sektor agro.
Dia membeberkan bahwa Kementerian Perindustrian mencatat industri agro mampu tumbuh sebesar 5,20 persen dan turut berkontribusi mencapai 8,89 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional pada tahun 2024. Menurutnya, situasi di atas menunjukkan peran vital sektor industri agro dalam struktur ekonomi nasional, terutama melalui sektor pengolahan non-migas yang menyumbang hingga 51,81 persen.
“Industri agro bukan hanya menggerakkan sektor ekonomi, tetapi juga menyerap tenaga kerja lebih dari 9,37 juta orang,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita. “Artinya, sektor ini ikut andil dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia,” ungkap pria yang menjadi Menteri Perindustrian sejak era kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut. Beberapa subsektor andalan di industri agro, antara lain industri makanan dan minuman, serta industri kayu, kertas, dan furnitur.
Namun, sektor di industri agro juga dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti fluktuasi harga bahan baku, perubahan regulasi global, dan dampak perubahan iklim. Untuk itu, menurutnya, Indonesia perlu mengantisipasi tantangan tersebut dengan kebijakan yang adaptif dan penerapan inovasi teknologi. “Dukungan dari pemerintah, investasi yang berkelanjutan, serta peningkatan daya saing adalah kunci untuk memastikan industri agro tetap berkembang secara berkelanjutan,” tambah Agus.
Dalam konteks perdagangan internasional, neraca perdagangan industri agro menunjukkan hasil yang positif, tercermin dari nilai ekspor mencapai USD 67,08 miliar dengan volume sebesar 67,07 juta ton pada tahun 2024. “Produk agro Indonesia semakin dinamis, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas, dengan sektor makanan dan minuman olahan yang menyumbangkan USD41,4 miliar,” ucap Agus Gumiwang Kartasasmita Dia menilai bahwa terciptanya keseimbangan antara ekspor dan impor yang kondusif juga menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan sektor ini.
Sementara itu, realisasi investasi di sektor agro juga menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, dengan total investasi mencapai Rp 206,3 triliun. “Jumlah tersebut meliputi Rp 126 triliun dari modal asing dan Rp 80,4 triliun dari modal dalam negeri,” tutur Agus Gumiwang Kartasasmita merinci “Hal ini mencerminkan kepercayaan yang kuat dari dunia usaha terhadap prospek jangka panjang industri ini,” tegas Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.
Menurutnya, perkembangan kinerja yang gemilang ini mencerminkan bahwa industri agro di Indonesia pada tahun 2024 dapat menciptakan ekosistem yang dinamis dan penuh peluang. “Kami mengajak semua pihak, di antaranya kementerian dan lembaga terkait, pelaku usaha, dan masyarakat, untuk bersinergi dalam menjaga pertumbuhan industri agro yang berkelanjutan, berdaya saing tinggi, dan mampu beradaptasi dengan tantangan global yang terus berkembang,” pungkas Agus Gumiwang Kartasasmita.