JAKARTA, Mediaperkabunan.id – Kinerja ekspor komoditas Perkebunan 2022 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ekspor tertinggi terjadi pada Agustus 2022 sebesar Rp 74,46 triliun. Hal ini membuktikan komoditas perkebunan menjadi salah satu sumber devisa negara.
Demikian dikatakan Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Nur Alam Syah di Jakarta, beberapa waktu lalu. “Ekspor komoditas perkebunan terus naik menunjukkan bahwa perkebunan menjadi penyumbang terbesar untuk komoditas Pertanian,” ujarnya
Menurut Andi Nur, capaian positif ekspor perkebunan menunjukkan bahwa peluang ekspor komoditas perkebunan sebagai salah satu sumber devisa negara masih terus meningkat meskipun ditengah wabah Covid 19 yang tengah melanda dunia.
Di era digitalisasi dan mengikuti perkembangan yang ada, kata Andi, perkebunan era baru ini diarahkan sebagai Perkebunan Bioindustri. Perkebunan dikembangkan dengan teknologi modern yang dicirikan dengan penggunaan varietas unggul, efisien, efektif, integrative, zero waste, eco friendly, GAP, GHP, Kompetitif, Mekanisme, dan Pemanfaatan IoT (Internet of Things).
Lebih lanjut Andi Nur menjelaskan, Direktorat Jenderal Perkebunan memiliki Program utama dalam rangka mewujudkan Perkebunan Bioindustri meliputi Program Logistik Benih Perkebunan (BUN500) melalui penguatan nursery perbenihan mandiri, Program komoditas berbasis kawasan yaitu Kawasan Tanaman Tahunan dan Penyegar dan Kawasan Semusim dan Rempah, Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Pengendalian OPT, serta Peningkatan Mutu dan Pengembangan Produk Perkebunan.
Selain itu, lanjut Andi Nur, ada Perkebunan Partisipatif (Pasti) yaitu Peningkatan Kapasitas Usaha Kelapa Genjah Pandan Wangi, Korporasi Kopi (JPLM), Pabrik Mini Minyak Goreng (PAMIGO), Pengembangan Stevia, dan Ekosistem Perkebunan (Eksis) serta Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yaitu kelapa sawit tumpang sari Tanaman Pangan (Kesatria).
“Untuk mencapai target dimaksud tentu tak bisa dilakukan sendiri, kita harus berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai upaya diantaranya dengan meningkatkan ekspor komoditas perkebunan 2023 seperti kopi, kakao, kelapa, karet, kayu manis, lada, dan pala. Melalui pengembangan kawasan dan upaya konkritnya secara lebih terukur,” ujar Andi Nur. (*)