Jakarta, Mediaperkebunan.id
Ketua Komisi IV DPR – RI Sudin minta Kementan membuat terobosan meningkatkan produksi kelapa dalam. Hal ini penting untuk mengatasi krisis minyak goreng sebab minyak goreng sawit terbukti sangat rentah dengan situasi pasar dunia.
Sudah terbukti kelapa tidak rentan situasi pasar internasional. Minyak goreng yang menggunakan kelapa sebagai bahan baku bisa digunakan untuk mengatasi ketidakstabilan pasokan minyak goreng dalam negeri.
Beberapa kabupaten sentra kelapa Indonesia yaiu Indragiri Hilir (Riau), Gorontalo (Gorontalo) dan Lingga (Kepulauan Riau) menyatakan krisis minyak goreng sawit yang terjadi di Indonesia memang tidak terlalu dirasakan di daerahnya. Masyarakat sentra kelapa sudah terbiasa memproduksi minyak goreng kelapa sehingga ketika minyak goreng sawit langka di pasaran , minyak kelapa bisa mensubtitusi.
Bupati Inhil H.M Wardan menyatakan “Ketika minyak goreng sawit langka di pasar saya instrusikan kepada camat dan kelapa desa menggerakkan ibu-ibu PKK kembali aktif membuat minyak goreng kelapa. Setiap petani dengan 50-100 butir sudah cukup punya minyak goreng untuk sebulan. Jadi krisis minyak goreng ada pengaruhnya di Inhil karena ada minyak kelapa yang dibuat sendiri.”
Pemkab Inhil melalui dinas perindustrian dan perdagangan selama ini aktif membina petani kelapa untuk mengolah kelapanya menjadi berbagai jenis produk, termasuk minyak goreng. Pemkab Inhil memggerakan petani dan ibu-ibu yang sudah dibina ini untuk memproduksi minyak goreng kelapa bukan saja untuk keperluan rumah tangga sendiri tetapi masyarakat sekitarnya.
“Minyak kelapa sangat sehat, wangi dan bisa disimpan dalam waktu lama kalau pengolahannya sempurna. Mereka sudah dilatih membuat minyak kelapa seperti itu,” katanya.
Bupati Gorontalo, Nelson Pomalinggo , menyatakan momen sekarang untuk mengangkat kelapa sangat tepat, dimana minyak goreng sawit yang menjadi andalan masyarakat selama ini sempat hilang di pasar dan sekarang ketika ada harganya tinggi. Perlu ada alternatif minyak goreng berbahan baku kelapa yang bahan bakunya melimpah di Indonesia.
Gorontalo sebagai sentra kelapa mengatasi kelangkaan minyak goreng ini dengan mengaktifkan kembali 5 home industri minyak goreng kelapa yang selama ini dibina dan dibantu oleh pemerintah. Dengan cara ini masalah kelangkaan minyak goreng bisa diatasi.
“Daripada masyarakat antri untuk mendapat minyak goreng curah sawit 2 liter dengan harga Rp14.000, kita aktifkan saja home industri kelapa yang selama ini sudah ada. Hasilnya masyarakat Kabupaten Gorontalo tidak ada masalah dengan minyak goreng seperti daerah lainnya di Indonesia,” katanya.
Hal serupa dilakukan oleh Wakil Bupati Lingga, Neko Wesha Paweloy . Masyarakat Lingga secara turun temurun merupakan sentra kelapa. Pemkab Lingga pernah menerima bantuan alat pengolahan kelapa jadi minyak kelapa, juga pelatihan.”Peralatan bantuan dan peserta pelatihan saya aktifkan kembali untuk memproduksi minyak goreng kelapa bagi keperluan masyarakat. Jadi Kabupaten Lingga sama sekali tidak terpengaruh dengan masalah minyak goreng ini,” katanya.
Hendratmojo Bagus Hudoro, Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Ditjenbun menyatakan dengan adanya berbagai masalah minyak goreng kelapa sawit mulai dari harga naik, adanya kebijakan DMO dan DPO yang diikuti kelangkaan, dan saat ini sudah tersedia di pasar dengan harga tinggi menjadi momen untuk membangkitkan minyak kelapa.
“Saya mengapresiasi beberapa bupati sentra kelapa yang langsung memanfaatkan momen ini dengan membangkitkan industri minyak kelapa rakyat di daerahnya. Terbukti di sentra-sentra kelapa krisis minyak goreng sawit ini tidak terlalu berpengaruh,” kata Bagus.