Medan, mediaperkebunan.id – Setelah berbulan-bulan akhirnya ketahuan apa yang menjadi penyebab harga kelapa per kilogram (Kg) melejit di tingkat pedagang pasar tradisional di berbagai daerah, termasuk di Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara (Sumut)
Pengamat ekonomi sekaligus anggota Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan ada 3 faktor yang menjadi penyebab harga kelapa di tingkat pedagang dan konsumen di Medan melejit.
Pertama, kata Gunawan Benjamin kepada mediaperkebunan.id, Jumat (24/1/2025), permintaan masyarakat terhadap kelapa mengalami peningkatan belakangan ini, terutama dalam 3 bulan terakhir.
“Kenaikan harga kelapa karena dipicu oleh kenaikan harga kopra kelapa dari sekitar Rp 5.000 menjadi sekitar Rp 10.000 per Kg belakangan ini,” ujar pengajar di sejumlah kampus di kota Medan ini.
“Kedua, musim trek atau turunnya produksi buah pada pohon kelapa beberapa waktu belakangan ini. Da. Ketiga, tingginya curah hujan yang membuat proses panen terganggu. Tenaga kerja pemanen kesulitan untuk memanjat pohon,” ungkap Gunawan Benjamin.
Dirinya mencatat di berbagai tempat di Medan terlihat ada kenaikan harga kelapa yang sebelumnya dijual sekitar Rp 50.000 per ikat atau sebanyak 6 buah atau sekitar Rp 8.300 per buah.
“Saat ini sudah naik di kisaran Rp 65.000 per ikat atau sekitar Rp 10.800 per buah. Harga kelapa mengalami kenaikan sekitar 30 persen dan dipicu oleh 3 faktor yang saya sebut tadi,” ungkap Gunawan Benjamin.
Di samping itu, dirinya mengalami kalau saat ini tidak hanya harga kelapa yang mengalami kenaikan. Produk turunan dari kelapa seperti santan dalam kemasan juga mengalami kenaikan.
Di sejumlah tempat ia melihat harga santan kelapa dalam kemasan ukuran 65 mililiter (ml) yang sebelumnya dijual sekitar Rp 3.500 per bungkus, saat ini dijual sekitar Rp 5 ribu per bungkus.
“Kenaikan harga akibat gangguan suplai kelapa ini mengakibatkan stok kelapa di pedagang pengecer mengalami penurunan,” tutur Gunawan Benjamin lebih lanjut.
Ia merinci, suplai atau pasokan mengalami penurunan dari tingkat petani kelapa hingga ke masyarakat selaku konsumen.
“Kelapa beserta sejumlah kebutuhan dapur lainnya seperti cabai merah, cabai rawit dan gula pasir akan menjadi penyumbang inflasi besar di Januari ini,” tegas Gunawan Benjamin.