2024, 29 November
Share berita:

Jakarta, mediaperkebunan.id – Pahami tata cara budidaya lada, mulai dari pembibitan hingga pemeliharaan. Tanaman lada merupakan raja rempah rempah yang mempunyai sebutan the king of spice.

Tahap utama proses tata cara budidaya lada ialah memilih bibit tanaman lada yang sehat (bebas serangan hama dan penyakit). Dengan catatan bibit tanaman memiliki produktivitas tinggi (selama tiga tahun atau lebih). 

Hindari memilih tanaman dari kebun lada yang telah ada gejala penyakit kerdil/keriting daun. Sumber bahan tanaman berasal dari stek/sulur panjang yang muda tapi sudah berkayu. Berikut tata cara budidaya lada dari pembibitan sampai pemeliharaan yang Kawan Medbun harus tahu:

Tata Cara Pembibitan

1. Media pembibitan adalah campuran tanah, pasir dan bahan organic dengan perbandingan 2:1:1 atau 1:1:1. Sebaiknya media tersebut di sterilkan dengan cara sterilisasi uap atau sterilisasi dengan bantuan matahari.

2. Media tersebut di investasi dengan mikroba yang menguntungkan seperti Trichoderma spp, pseudomonas fluorescens dan mikoriza (AM atau VAM).

3. Media pembibitan yang telah sedia di masukkan dalam polibag. Stek satu buku berdaun tunggal di tanam dalam polibag tersebut. 

4. Kemudian tutup plastik yang dapat di lalui oleh cahaya matahari 60-70% dan bila memungkinkan di beri pengaman jaring/net dengan tujuan melindungi bibit lada dari serangan –serangan hama. 

5. Monitoring persemaian atau pembibitan harus dilakukan secara rutin. Apabila terjadi serangan hama atau penyakit, segera lakukan pengendalian. 

6. Bibit lada siap di tanam di lapang apabila telah tumbuh mencapai 5-7 buku. Perlu di ketahui lokasi pembibitan harus di pindah setelah digunakan 2-3 tahun. 

Tata Cara Penanaman

1. Perhatikan jarak dan lubang tanah.

Jarak tanam lada yang direkomendasikan adalah 2,5 x 2,5 m (1600 tanaman/Ha) atau 3,0 x 3,0 m (1100 tanaman/Ha). Sedangkan, ukuran lubang untuk tanam lada adalah 45 cm x 45 cm sampai 60 cm x 60 cm (panjang x lebar x dalam). Tanah galian di biarkan terbuka (kena matahari) minimal selama 40 hari sebelum tanam. 

Baca Juga:  Mendongkrak Kembali Lada Indonesia

2. Tajar.

Tajar ialah kawasan tumbuhan lada memanjat. Tanah yang berasal dari bagian atas di campur dengan bahan organic/kompos dan mikroba berguna seperti mikoriza, trichoderma spp, pseudomonas fluorescens, aplikasi dolomite dapat di lakukan apabila di perlukan.

3. Penanaman Bibit.

  • Sebelum bibit di tanam, plastic polybag harus di buka dan di buang. 
  • Bibit lada yang sudah berakar dan tumbuh menjadi 5-7 buku, di tanam dengan cara di letakkan miring mengarah ke tajar 3-4 buku bagian pangkal (tanpa daun). Sedangkan, sisanya 2-3 buku (berdaun) di sandarkan dan di ikat pada tajar. 
  • Kemudian tanah di sekeliling di padatkan. 
  • Hal yang serupa di lakukan apabila menggunakan bahan tanaman stek panjang (3-5 buku).
  • Bibit yang di tanam di beri perlindungan agar terhindar dari sinar matahari. 
  • Bahan untuk melindungi dapat berupa daun alang-alang atau lainnya yang mudah di peroleh. 
  • Pelindung tersebut di angkat apabila tanaman lada telah kuat. 

Pada daerah dengan curah hujan rendah penyemaian bibit ada yang baru di tanam perlu di lakukan selama 6-9 bulan. Pada daerah dengan curah hujan tinggi, di perlukan pembuatan saluran drainase agar tidak terjadi genangan air hujan terutama di sekeliling bibit lada yang baru di tanam.

Tata Cara Pemeliharaan

1. Mengikat Sulur.

Pengikatan sulur panjat dan pembentukan kerangka tanaman lada. Pemangkasan tanaman lada dengan tujuan membentuk kerangka tanaman dengan baik, di lakukan tiga kali sebelum tanaman diproduksi. 

Pangkas pertama di lakukan pada saat tanaman telah tumbuh mencapai 6-9 buku (berumur 5-6 bulan setelah tanam). Kemudian, pangkas pada ketinggian 25-30 cm dari permukaan tanah (di atas 2 buku yang telah melekat kuat pada tajar). 

Baca Juga:  Ekspor Perdana Cangkang Sawit ke Jepang

Pemangkasan kedua di lakukan pada saat tanaman telah tumbuh mencapai 7-9 buku (±12 bulan), yaitu pada saat buku yang tidak mengeluarkan cabang buah. 

Pemangkasan ketiga di lakukan pada saat tanaman berumur 24 bulan (tinggi tanaman ±2,5 m). Sehingga akan terbentuk kerangka tanaman lada dengan banyak cabang produktif (cabang buah). 

2. Memangkas Sulur.

Pemangkasan sulur mencakup sulur gantung dan sulur tanah (cacing). Kedua jenis sulur ini merupakan sulur panjat. Namun, karena tidak melekat pada tajar, keduanya berubah menjadi sulur gantung (sulur cacing) yang tidak dapat menghasilkan buah. Oleh karena itu, kedua sulur tersebut harus dipangkas secara rutin.

3.  Menyiang.

Penyiangan gulma di lakukan secara terbatas, yaitu hanya di sekeliling tanaman lada dalam radius sekitar 60 cm. Penyiangan bersih di lakukan di area tersebut, sementara pemberian mulsa daun atau bahan organik dapat di lakukan pada musim kemarau di sekeliling tanaman lada untuk mengurangi pertumbuhan gulma atau rumput.

4. Memangkas Tajar.

Pemangkasan tajar sebaiknya di lakukan 3-5 kali setahun untuk memastikan tanaman lada menerima cahaya matahari yang cukup. Pemangkasan harus di lakukan sebelum pemupukan, bertujuan untuk mengoptimalkan penyerapan sinar matahari.  Selain itu, pemangkasan untuk mengurangi kompetisi antara tanaman lada dan tanaman panjatannya (tajar) dalam hal penyerapan unsur hara dan air.

5. Memupuk.

Analisis tanah sebaiknya dilakukan untuk menentukan kandungan hara tanah. Dosis dan aplikasi pupuk akan di berikan berdasarkan hasil analisis tanah, dan mempertimbangkan keragaman tanaman, umur dan potensi produksinya. 

a) Pemberian pupuk

Pemberian pupuk untuk tanaman lada terdiri dari pupuk organik dan anorganik. Untuk tanaman muda, diberikan pupuk organik sebanyak 5-10 kg per tanaman. Sementara, untuk tanaman lada produktif, pupuk organik yang diberikan berkisar antara 10-15 kg per tanaman. 

Baca Juga:  NEGARA HARUS HADIR DALAM RISET PERKEBUNAN

Pemberian pupuk dapat di bagi menjadi dua kali atau lebih. Selain itu, abu hasil pembakaran kayu dapat di tambahkan sebagai sumber kalium dan rock phosphate sebagai sumber fosfor. Pupuk dengan formulasi mikroba berguna juga untuk meningkatkan kesehatan tanaman.

Pada tahun pertama pertumbuhan, di berikan 5 kg bahan organik per tanaman dan 100 g pupuk anorganik (NPK 12:12:17) per tahun. Pupuk anorganik di bagi dalam empat pemberian, yaitu 30 g, 60 g, 90 g, dan 120 g dengan interval 3 bulan. Untuk tanaman lada yang belum berproduksi, di berikan 5-10 kg bahan organik per tanaman. Pupuk NPK sebanyak 600 g per tahun di berikan dalam empat kali pemberian, dengan rincian 40%, 30%, 20%, dan 10%. Pemupukan dilakukan selama musim hujan. 

b) Cara pemberian pupuk

  • Pemberian pupuk anorganik di lakukan dengan cara hati-hati mengikis lapisan tanah di sekitar tanaman lada. 
  • Pupuk di sebarkan di seluruh permukaan tanah.
  • Kemudian di tutup bahan organic.
  • Tanah yang tadi di tambah tanah yang berasal dari sekitar tanaman lada.

6. Pengawasan Kebun Secara Berkala.

Monitoring kebun harus di lakukan secara berkala. Jika terdeteksi gejala serangan hama atau penyakit, segera lakukan tindakan pengendalian, seperti membuang atau memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi. Selain itu, alat pertanian yang di gunakan harus di bersihkan terlebih dahulu sebelum di gunakan pada tanaman lada lainnya.