2024, 5 Desember
Share berita:

Jakarta, isgano.com – Tulisan ini hadir untuk membahas tentang sejarah keberadaan ganoderma yang kerap bermunculan di perkebunan kelapa sawit dan membuat khawatir pekebun. Tapi, tahukah kamu apa itu ganoderma dan bagaimana awal mula kemunculannya? Seorang pakar yang merupakan bagian dari Perkumpulan Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia (P3PI) ungkap sejarah lengkap ganoderma dan bagaimana siklusnya menyerang tanaman kelapa sawit.

Praktisi P3PI, Henny Hendarjanti dalam online training oleh Media Perkebunan ungkap fakta bahwa perkebunan kelapa sawit Indonesia kerap terhambat oleh penyakit busuk pangkal batang atau ganoderma. “Ini terjadi karena tumbuhnya cendawan ganoderma boninense yang secara signifikan mengurangi produktivitas dan siklus hidup kelapa sawit,” tutur Henny.

Hal tersebut tentu mengkhawatirkan, mengingat Indonesia adalah penyedia perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia bersama Malaysia yang menyumbang 85% – 90% dari ekspor global. Belum lagi, minyak sawit secara luas populer sebagai salah satu sumber utama minyak nabati yang berfungsi sebagai bahan baku untuk oleokimia dan prekursor untuk bahan bakar biodiesel.

Lalu, selama lebih dari delapan dekade, penyakit ganoderma ini merupakan sebuah ancaman serius sektor kelapa sawit. “Jika tak tertangani dengan baik, ganoderma dapat memusnahkan 860.610 ha pohon kelapa sawit pada tahun 2040,” kata Henny lagi.

Sejarah Penyakit Busuk Pangkal Batang (Ganoderma)

Menurut Henny, pada dasarnya penyakit ganoderma sudah ada sejak lama di alam, jauh sebelum perkebunan kelapa sawit skala besar dibudidayakan. Pertama kali, munculnya penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB) dilaporkan pada tahun 1915 di Republik Kongo Afika Selatan (Wakefoeld,1920). Kemudian, jamur yang menyebabkan BPB menginfeksi kelapa sawit tua selama 25 tahun di Malaysia dan di Sumatera.

Baca Juga:  PT SOCFINDO FOKUS KEMBANGKAN MT GANO

Kemudian, berikut ini poin-poin sejarah kemunculan ganoderma selengkapnya:

  1. BPB menginfeksi kelapa sawit tua akibat replanting, selama lebih dari 25 tahun di Malaysia (Thompson, 1931) – 1931.
  2. G. lucidium menginfeksi kelapa sawit di Sumatera (Deli Socfindo, 1953) – 1953.
  3. Kejadian BPB meningkat dan menginfeksi pohon kelapa sawit yang berusia sekitar 10-15 tahun – 1960.
  4. 15 spesies ganoderma berasosiasi dengan kejadian BPB di Malaysia dan Indonesia (Turner, 1953) – 1981
  5. Status ganoderma di kelapa sawit dan strategi manajeman BPB dipublikasikan (Arifin et al, 2000) – 2000.
  6. Pertama kali KKS Moderat Toleran (MT) Gano dilepaskan di Indonesia Deli x Lame (Socfin, 2013) – 2013.
  7. Teknologi CRISPR/Cas9 untuk meningkatkan toleransi tanaman kelapa sawit terhadap ganoderma (Budiani et al, 2018) – 2018.
  8. Pengembangan Alat Deteksi DIni Ganoderma (biosensor, DNA, RObor berbasis Foto dan Getaran Sistem Radar muncul (El Arif, 2023) – 2023.

Bagaimana pada tahun 2024? Data menyatakan bahwa beberapa tahun terakhir ganoderma ditemukan menginfeksi tanaman kelapa sawit pada umur 12-24 bulan. Lima spesies ganoderma berasosiasi dengan kejadian BPB di Malaysia dan Indonesia.

Karakteristik Ganoderma

Setelah mengetahui sejarah kemunculan ganoderma, mari kita ketahui karakteristik umum dari ganoderma itu sendiri. Ganoderma atau jamur G. boninense merupakan cendawan pelapuk putih yang mendegradasi komponen lingin kayu. Jamur ini termasuk ke dalam kelas Basidiomycetes dan famili gadormataceae (Paterson, 2007).

Beberapa Ganoderma spp antara lain G. applanatum, G. boninense, G. chalceum, G. lucidum, G. miniatocinctum, G. pseudoferreu dan G. tornatum telah dilaporkan terkait dengan penyakit busuk pangkal batang kelapa sawit dalam penyelidikan awal (Turner, 1981).

Mater Henny Hendarjanti pada ISGANO 2024.

Di antara spesies ganoderma tersebut, G. boninense menjdadi yang paling tinggi insiden penyakitnya dan juga merupakan spesias yang paling berbahaya bagi kelapa sawit.

Baca Juga:  Harga TBS Jambi Terdampak Virus Corona

Berikut ini adalah karakteristik morfologi ganoderma boninense:

  1. Memiliki warna putih pada permukaan dan pigmen gelap pada bagian belakang.
  2. Dalam kondisi gelap, kultur mengembangkan permukaan bergelombang dan melengkung.
  3. Suhu ideal pertumbuhan jamur ini adalah 30 derajat celcius dan dapat tumbuh pada pH 3-8,5. Kemudian dapat sangat terhambat pada suhu 15 derajat celcius dan 35 derajat celcius (tidak akan tumbuh juka suhunya di atas 40 serajat celcius.
  4. Ketiga struktur tubuh buah (basidiocarb) pertama kali muncul, biasanya berwarna putih. Namun, seiring dengan panjang dan lebarnya yangmeluas dengan cepat, permukaan atas kemudian berubah warna menjadi kuning kecoklatan. Basidiokarp besar dan berkayu yang bersifat menahun.
  5. Pada batang kelapa sawit yang terinfeksi, tubuh buahnya kerap berkembang menjadi pola seperti kipas dan mengandung spora berdindng ganda dan terpotong dengan lapisan dalam yang warnanya berkisar dari kuning sampai cokelat.

Demikian penjelasan sejarah munculnya ganoderma pada pohon kelapa sawit beserta karakteristiknya. Nantikan 2nd Internasional Simposium Ganoderma (Isgano) 2025 pada 5-7 Februari 2025 mendatang untuk informasi selengkapnya tentang ganoderma. Tak hanya seminar, Isgano akan hadirkan pameran-pameran khusus terkait dengan teknologi manufaktur untuk atasi ganoderma di Indonesia.