T-POMI
2022, 21 Juni
Share berita:

Jakarta, mediaperkebunan.id – Koordinator Plasma Aian Agri area Jambi, Agung Ardi Wardana mengungkapkan bahwa salah satu kunci sukses dalam pendampingan kemitraan petani diantaranya yakni pelatihan standar operasional teknis (SOP) kebun dan non teknis.

Pelatihan tersebut merupakan pelatihan teknis kebun, seperti panen, pupuk, pengendalian gulma dan PHT. Selain itu juga perusahaan melakukan pendampingan kelembagaan koperasi unit desa (KUD) dan kelompok tani (KT).

Kemudian, studi banding KUD, KT, petani replanting ke kebun plasma atau kebun inti. Selanjutnya mendampingi dan melatih petani untuk mendapatkan alternative income, seperti ternak sapi, ikan, ayam, dan lainnya.

Hal ini dilakukan karena Asian Agri merupakan salah satu perusahaan berbasis sumber daya alam berkelanjutan terbesar dan terbaik, senantiasa menciptakan manfaat untuk masyarakat, negara, iklim, pelanggan, dan perusahaan. “Kami disatukan oleh tujuan bersama untuk meningkatkan kualitas hidup dengan mengembangkan sumber daya alam secara berkelanjutan,” ungkap Agung.

Tidak hanya itu, lanjut Agung, Asian Agri selaku mitra petani juga memberikan pelatihan sertifikasi proses berkelanjutan, baik untuk sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan juga Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO).

Bahkan setelah petani mendapatkan sertifikasi berkelanjutan seperti RSPO, maka petani juga akan mendapatkanpremi. “Asian Agri berinisiatif untuk membagikan keuntungan dari penjualan minyak sawit berkelanjutan kepada petani plasma. Total premium sharing hingga 2021 sejumlah Rp 22,5 Milliar,” jelas Agung.

Tidak sampai di situ, tambah Agung, mengingat tidak sedikit petani yang sudah tidak muda lagi maka perusahaan juga memberikan pengetahuan kepada petani generasi kedua atau anak-anak dari petani generasi pertama.

Di antaranya pelatihan ke petani generasi kedua agar dapat mengelola kebun sawit secara berkelanjutan serta mengasah kepemimpinan yang kuat dan profesional dalam bekerja.

Baca Juga:  Laba Astra Agro Turun 26 Persen Akibat Turunnya Harga CPO

Pelatihan kepada para petani generasi kedua tersebut juga dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Bahkan perusahaan juga turut berkontribusi untuk mewujudkan tujuan berkelanjutan yang dicanangkan dalam Sustainable Development Goals (SDGs), terutama terkait tujuan di bidang pendidikan berkualitas di masa depan.

“Hal ini dilakukan untuk mengedukasi petani agar lebih baik lagi dalam mengelola kebunnya sesuai good agriculture pactices (GAP) terlebih pada geneasi kedua,” jelas Agung.

Tidak sampai di situ, dengan adanya kemitraan maka petani akan terbantu dalam program peremajaan sawit rakyat (PSR) yang saat ini sedang didorong oleh pemerintah.

Seperti diketahui bahwa pemerintah mendorong program PSR mengingat tidak sedikit lahan milik petani yang sudah tua atau banyaknya lahan petani yang terlanjur dinanami menggunakan benih asalan.

Dilakukannya PSR bukan hanya mengganti tanaman yang sudah tua atau menggunakan benih asalan dengan tanaman baru menggunakan benih bersertifikat, tapi juga mendorong produktivitas lahan. Pemerintah berharap dengan meningkatnya produktivitas maka pendapatan petani pun akan meningkat dengan luasan lahan yang sama.

Menanggapi hal tersebut, Agung mengungkapkan, perusahaan pun ikut membantu petani dalam mewujudkan PSR. Di antaranya mulai dari melakukan sosialisasi replanting ke petani, kelompok tani, dan pengurus KUD. Kemudian juga dilakukan studi banding ke areal replanting plasma yang telah menghasilkan.

Lalu, untuk mewujudkan PSR petani dibantu dalam pengurusan dana ke Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Bahkan, perusahaan juga membantu dalam mencari bank pendana untuk replanting petani

Perusahaan pun bisa sebagai avalist dalam pembiayaan replanting petani plasma. Lalu, perusahaan juga melakukan pemberdayaan petani dalam mengelola replanting

“Sehingga dalam hal ini pengelolaan replanting dilakukan secara profesional oleh perusahaan diawasi oleh KUD,” ungkap Agung.

Baca Juga:  Tindak Tegas LSM Tidak Mendasar

Agung pun menjelaskan semua ini dilakukan selaras dengan komitmen jangka panjang Asian Agri 2030. Dimana didalamnya terdiri dari 4 pilar, yakni kemitraan dengan petani, pertumbuhan inklusif, iklim positif, dan produksi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan yang selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Komitmen ini juga sejalan dengan tujuan dan visi perusahaan yaitu meningkatkan kualitas hidup melalui pengembangan sumber daya yang berkelanjutan melalui serangkaian program dan inisiatif yang memberikan kontribusi positif. Adapun Asian Agri 2030 adalah strategi bisnis jangka panjang selama 10 tahun ke depan untuk memastikan keberlangsungan bisnis agar sejalan dengan filosofi bisnis grup perusahaan yaitu 5Cs – Good for Community, Country, Climate, Customer, dan Company.

Sementara itu, H. Ruhiyat petani sawit dari KUD Karya Jaya, mengakui bahwa kemitraan telah membawa petani sawit yang bernaung dalam KUD yang dipimpinnya mencapai kemajuan yang pesat. Bukan saja mengenai taraf hidup dan penghasilan masing –masing keluarga yang meningkat, kemitraan menurutnya mampu membangun kehidupan bermasyarakat yang lebih bertanggung jawab sebagai mahluk sosial.

Produktivitas menjadi elemen penting bagi KUD Karya Jaya dalam menetapkan target kebun anggotanya. “Kami mendidik dan membekali anak-anak agar belajar secara serius, agar mereka bisa mandiri ataupun meneruskan memelihara kebun kami agar produktif dan mencapai kemakmuran,” kata Ruhiyat.

Ruhiyat juga menerangkan, jumlah anggota KUD kurang lebih sekitar 500 orang dengan luas lahan 800 hektar (ha) akan turut berperan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan peremajaan kebun sawit yang dilaksanakan dalam dua tahap yakni tahun 2020 seluas 440 hektar dan tahun 2021 seluas 360 hektar, para petani optimis kemitraan antara KUD Karya Jaya dengan Asian Agri akan melanjutkan silaturahmi dan bekerja sama dalam pengelolaan kebun selama 1 siklus tanaman ke depan.

Baca Juga:  KOMISI IV DPR-RI TERIMA KINERJA BPDPKS

Kemitraan dalam meremajakan kebun sawit petani merupakan keputusan bersama yang didasari pengalaman puluhan tahun sebelumnya saat mereka memulai kebun sawit di Jambi. Kesepakatan bermitra dengan perusahaan pun dicapai dengan pertimbangan profesionalisme, kemampuan teknis, komitmen pendampingan, penyediaan benih unggul serta fasilitas lain yang dapat menekan biaya lingkungan dan sosial selama masa tunggu panen.

KUD Karya Jaya menerima bantuan CSR sapi bergulir sebanyak 40 ekor dari Asian Agri di tahun 2008 yang dikembangkan hingga sekarang sudah menjadi 200 ekor sapi.

”Dalam rangka menyiapkan peremajaan kebun, petani mitra dibina untuk menyiapkan tabungan dan mengembangkan sektor di luar sawit sebagai sumber pendapatan alternatif,” jelas Ruhiyat.

Ruhiyat pun mengungkapkan, “Kami memiliki kebun yang sangat produktif, dan karena itu tidak ingin berspekulasi dengan pihak lain yang menawarkan program peremajaan dengan harga yang lebih murah ataupun fasilitas pendukung lainnya, namun kinerja perusahaan tersebut belum terbukti hasilnya,” papar Ruhiyat.

Sebagai mahluk sosial, ujar Ruhiyat, anggota dan pengurus KUD diminta untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menerapkan prinsip keberlanjutan, rajin, disiplin dan tekun dalam pengelolaan kebun, sehingga mereka dapat menjadi pelopor dalam menanggulangi akar penyebab kemiskinan dan kelaparan. “Kita hidup bersama, maju bersama dan tidak akan meninggalkan siapa pun saat peremajaan berlangsung,” tambah Ruhiyat. adv