JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Kementerian Pertanian (Kementan) merespon positif diberlakukannya EU Regulation untuk sustainability dan tracebility. Hal ini penting karena Uni Eropa merupakan salah satu target pasar regional.
Demikian dikatakan Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementan, Heru Tri Widarto, beberapa waktu lalu. Heru menjadi Ketua Delegasi Indonesia hadir dan berpartisipasi aktif pada rangkaian kegiatan pada pertemuan ASEAN Cocoa Club di Gedung Departemen Pertanian, Chatuchak, Bangkok awal Maret lalu.
“Kita perlu sama-sama bicara dan memiliki paradigma yang sama khususnya terkait diberlakukannya EU regulation untuk sustainability dan traceability,” ujar Heru.
Heru mengakui, adanya regulasi Uni Eropa ini berdampak pada tujuh komoditas pertanian. Sedangkan untuk komoditas perkebunan yang terkena dampaknya adalah kelapa sawit, karet, kopi dan termasuk kakao.
Meski begitu, kata Heru, EU Regulation merupakan aturan yang penting. “Karena EU merupakan salah satu target pasar regional ASEAN yang besar,” tukasnya.
Pertemuan puncak The 23rd Meeting of ASEAN Cocoa Club dipimpin oleh Chairman of ACC dari Malaysia dan Vice Chairman dari Philipina. Puncak pertemuan ini membahas strategi dan skema untuk menghadapi situasi global khususnya terkait hilirisasi kakao. Salah satu kasus global adanya diskriminasi tarif pada komoditas pertanian regional ASEAN sangat penting untuk diatasi. (*)