Jakarta, Mediaperkebunan.id
Luas kelapa di Indonesia tahun 2022 mencapai 3.391.993 ha dengan kepemilikan 99,09% petani. Kondisi tanaman 75,3% merupakan tanaman menghasilkan, 13% tanaman belum menghasilkan dan 11,7% tanaman tua/rusak. Produksi mencapai 2.589.515 ton setara kopra. Demikian paparan Sekretaris Ditjen Perkebunan Heru Tri Widarto pada International Conference on Trade and Marketing of Coconut Products di India akhir Pebruari lalu.
Ekspor produk kelapa 28% ke China, 22% ke Malaysia, 8% ke Korea Selatan, 7% ke Amerika Serikat, 5% ke Belanda dan 30% ke negara-negara lain. Ekspor 18% dalam bentuk coconut, fried, dried with skin; 18% fraction of coconut oil, other; 16% coconut meal. Copra; 14% coconut fruit; 13% other coconut oil dan 21% produk lain.
Kebijakan pemerintah untuk pengembangan kelapa adalah mengembangkan tumpang sari kelapa; membangun sentra perbenihan kelapa varietas unggul yang sudah ditetapkan Menteri Pertanian; menetapkan pohon induk terpilih dan blok penghasil tinggi untuk kelapa unggul varietas lokal; pembangunan diarahkan ke kawasan Timur Indonesia; optimalisasi budidaya, teknologi, pemberdayaan petani, pengolahan dan pemasaran; kerjasama dengan pemangku kepentingan terkait.
Tahun 2010-2022 peremajaan, perluasan dan intensifikasi mencapai 222.148 ha sedang tahun 2023 direncanakan 10.500 ha. Program pemerintah untuk meningkatkan pendapatan petani sehingga keberlanjutan produksi kelapa terjaga adalah tumpang sari kelapa dengan kakao, kopi, padi, jagung, pisang., kacang tanah, ubi jalar dan lain-lain.
Pemerintah juga mendukung pengembangan industri olahan kelapa sehingga dihasilkan produk bernilai tambah tinggi seperti nata de coco, chip kelapa, arang briket tempurung kelapa, sabut kelapa, tepung kelapa. Masalah utama yang dihadapi adalah kurangnya integrasi antara kebun dengan pabrik. Hal ini coba diatasi dengan kemitraan antara petani kelapa dengan pabrik pengolahan. Untuk mendukung ketahanan pangan dan dan meningkatkan kesejahteraan petani, pemerintah juga mengembangkan kelapa genjah dengan varietas genjah nias, entog dan pandan wangi.
R,R Shrinivasan , Managing Director APEX, perusahaan pengolahan kelapa terbesar di India menyatakan Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia disusul Filipina dan India. Pasar kelapa dunia diperkirakan akan meningkat dari USD10,5 miliar tahun 2021 menjadi USD18,1 miliar. Tahun 2020-2025 pasar kelapa parut kering naik 3,2%, VCO 2,4%, air kelapa 18,6%, gula kelapa 5,6%, tepung kelapa 6,6%, santan 9% dan nata de coco 21,3%.
Penyebab tumbuhnya pasar kelapa adalah beralihnya konsumsi masyarakat dunia dari produk asal hewan ke produk asal tumbuhan, pertumbuhan industri roti dan kue juga semakin berkembangnya konsumsi masyarakat etnis Asia di negara-negara maju; semakin meningkatnya permintaan produk non susu; nilai nutrisi; penggunana untuk kosmetik dan industri farmasi. Kelapa sangat cocok dijadikan pangan asal tumbuhah, konsumsi kaum vegetarian yang semakin meningkat, produk bebas gluten dan susu.